Ketua Komisi X DPR: Orang Tua Murid Jangan Nekat Mudik Agar Sekolah Bisa Dibuka Juli
Orang tua peserta didik diharapkan untuk melindungi anak-anak mereka salah satunya dengan tidak nekat mudik lebaran.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ancaman meningkatnya kasus aktif Covid-19 pasca libur lebaran bisa membuyarkan rencana pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka di bulan Juli.
Orang tua peserta didik diharapkan untuk melindungi anak-anak mereka salah satunya dengan tidak nekat mudik lebaran.
“Rencana pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka di Bulan Juli mendatang harus menjadi tanggung jawab bersama. Peran serta orang tua siswa menjadi faktor penting agar rencana itu bisa terwujud. Salah satunya dengan tidak nekat mudik lebaran,” ujar Ketua Komisi X Syaiful Huda dalam "Diskusi Taman Makara#1 bertajuk Education Vs Health : The Risk and The Returns of Reopening School" pada Sabtu (24/4/2021).
Dalam acara yang dihelat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) tersebut juga menghadirkan Dicky Budiman, Epidemolog Grifitf University, Australia.
Baca juga: Darurat Covid-19 di Jepang, WNI di Jepang Diminta Taati Aturan Tidak Mudik
Kegiatan ini disiarkan secara virtual melalui berbagai platform media sosial.
Huda menjelaskan pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka saat ini mendesak untuk segera dilakukan.
Banyak fakta menunjukkan jika peserta didik harus segera melakukan pembelajaran tatap muka.
Diantaranya anak kian asing dengan ekosistem sekolah, munculnya banyak pekerja di bawah umur, hingga maraknya pernikahan dini.
“Situasi ini menuntut pemerintah untuk segera membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka, agar anak peserta didik tidak kian asing dengan sekolah mereka,” katanya.
Presiden Jokowi, kata Huda telah menargetkan pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru 2021/2022, Juli mendatang.
Kendati demikian salah syaratnya adalah selesainya vaksinasi sebanyak 5 juta tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Vaksinasi tersebut juga harus diiringi dengan persiapan sekolah dalam menerapkan protokol Kesehatan secara ketat.
“Maka selama dua bulan ini pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus mengawal proses vaksinasi dan simulasi persiapan sekolah dalam menerapkan protocol Kesehatan jika pembelajaran tatap muka benar-benar dilakukan,” katanya.
Kendati demikian, lanjut Huda persiapan yang dilakukan oleh pemerintah itu akan sia-sia saja, jika tidak diimbangi kesadaran orang tua peserta didik untuk menjaga anak-anak mereka.
Termasuk menahan diri untuk tidak mudik lebaran atau melakukan perjalanan wisata selama libur lebaran.
“Banyak studi yang menunjukkan peningkatan kasus pasca libur Panjang. Kita melihat indikasi masih banyaknya warga yang nekat mudik meskipun pemerintah telah melakukan pembatasan dan pelarangan. Ini sangat berbahaya bagi potensi pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka Juli mendatang,” katanya.
Politikus PKB tersebut menegaskan orang tua merupakan supporting system utama bagi keselamatan peserta didik dalam melakukan pembelajaran tatap muka.
Jika orang tua teledor atau abai terhadap berbagai potensi penularan maka hampir dipastikan peserta didik akan rentan terjangkit Covid-19.
“Maka saya berulang menegaskan jika dalam pembelajaran tatap muka peran orang tua sangat penting. Bahkan untuk memastikan keselamatan peserta didik, mereka harus mengantar sendiri anak mereka saat pergi maupun pulang sekolah. Jika perlu mereka bisa jalan kaki bersama,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.