Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TB Hasanuddin Desak Tindakan Tegas Untuk KKB di Papua

Gusti Putu setelah terlibat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Dambet, Distrik Beoga

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in TB Hasanuddin Desak Tindakan Tegas Untuk KKB di Papua
facebook/KOMNAS-TNPB
Pimpinan KKB Papua Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng (kanan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gugurnya Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) Daerah (Kabinda) Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya menghentak publik.

Gusti Putu setelah terlibat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Minggu (25/4).

"Saya menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Danny Nugraha Karya. Beliau adalah salah satu putra terbaik bangsa Indonesia," kata anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, Rabu (28/4/2021).

Bila ditarik kebelakang, tutur Hasanuddin, ada 4 poin sejarah awal kemelut di Papua berdasarkan penelitian sejumlah lembaga survei termasuk LIPI.

Baca juga: Helikopter Sempat Ditembaki KKB Saat Proses Evakuasi Bharada Komang Wiranata di Ilaga Papua

Pertama, kata dia, soal persepsi terkait referendum Papua tahun 1960an. Sebagian masyarakat Papua, imbuhnya, meyakini bahwa referendum masih belum selesai.

"Padahal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menolak rencana referendum Papua, dan memutuskan Papua merupakan bagian dari Indonesia yang tidak bisa diganggu gugat. Jadi permasalahannya adalah persepsi masyarakat," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Kemudian yang kedua, masih ada diskriminasi terhadap masyarakat Papua, meski kondisi sekarang jauh lebih baik dibanding 25 tahun lalu.

Ketiga, adanya traumatis sebagian masyarakat Papua akibat diterapkannya belasan kali Operasi Militer di zaman orde baru.

Baca juga: TNI-Polri Serbu Markas KKB di Kampung Maki, 5 KKB Tewas dan Sisanya Kabur

"Keempat adalah kegagalan otonomi khusus (otsus) di Papua. Triliunan rupiah bahkan puluhan triliun digelontorkan dari Jakarta, tapi hanya dinikmati elit.

Tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Papua masih seperti itu saja," ucap politikus PDI Perjuangan ini.

Setelah itu, kata Hasanuddin, munculah Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM ini sebenarnya adalah separatis atau pemberontak bersenjata.

Baca juga: Kabinda Papua Gugur Dalam Tugas, Jazilul Fawaid: Tumpas KKB Sampai Tuntas


Menurutnya, ketika status OPM diturunkan menjadi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ternyata juga tak mendapat tindakan yang seharusnya.

"Saya tegaskan lagi, ketika statusnya diturunkan dari OPM menjadi KKB, ternyata tidak mendapat tindakan yang efektif. Malahan setelah dinyatakan KKB korban dari TNI/Polri justru lebih banyak.

Baca juga: 5 Simpatisan KKB Wilayah Kepulauan Yapen Papua Serahkan Diri dan Janji Setia ke NKRI

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas