Dubes RI: Keturunan Jawa Miliki Peran Penting dalam Pemerintahan Suriname
Julang Pujianto mengungkap pentingnya peranan masyarakat keturunan Jawa di Suriname.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Dan kurang lebih ada 7 anggota parlemen, 3 dari NTT National Democratix Party, dari Partai Progresif Reforming Party itu ada 3, dan ada 1 lagi dari partai yang lain. Jadi kurang lebih ada 7 orang keturunan Indonesia yang jadi anggota parlemen.
Itu pada takaran menteri dan parlemen. Pada masa sebelumnya juga ada yang menjabat ketua parlemen, terus kemudian ada menteri di beberapa sektor. Jadi cukup penting peranan masyarakat Jawa di sini di bidang pemerintahan.
Dalam bidang usaha juga ada sejumlah pengusaha yang cukup berhasil. Ada salah satu pengusaha padi, yaitu Bapak Odd, itu pengusaha padi yang cukup besar, berhasil, dan ekspor padi ke kawasan Karibia dan negara-negara lain.
Perusahaannya namanya Ini Dia Rice, jadi dari nama itu beliau sangat cinta Indonesia seperti masyarakat Suriname keturunan Jawa lainnya. Merasa ada ikatan historis, ikatan emosional, budaya, keturunan, yang mereka senantiasa mengenang Indonesia.
Rata-rata keturunan Jawa di Suriname berprofesi sebagai apa?
Mereka bekerja di berbagai bidang, di pemerintahan ada, wiraswasta ada, usaha ada, perikanan juga ada.
Perhutanan ada, tapi umumnya yang banyak adalah sebagai pegawai negeri. Kemudian di sektor pertanian, ada yang sukses seperti yang saya sebutkan. Ada juga yang dokter, ini cukup populer di sini.
Ada budayawan, seniman, yang sangat populer, namanya Pak Sugi, itu sangat terkenal di Amerika Selatan.
Itu seniman yang sangat populer di Suriname dan terkenal. Banyak di sejumlah bidang, pegawai negeri banyak, dan banyak di wiraswasta.
Hubungan keturunan Jawa di Suriname dengan para diplomat Indonesia bagaimana?
Dalam konteks status hukum, keturunan Jawa di Suriname, mereka adalah warga negara Republik Suriname. KBRI adalah wakil resmi di sini, untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan Suriname baik pada tataran politik, ekonomi, sosial budaya.
Hubungan masyarakat Jawa di sini dengan KBRI sangat dekat. Dalam pengertian budaya khususnya. Di sini kita ada kursus tari-tarian Indonesia, Jawa khususnya gamelan. Dan ada kursus bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, jadi banyak masyarakat Jawa di Suriname yang mengikuti kedutaan mereka.
Baca juga: KBRI Paramaribo Repatriasi 42 WNI dari Suriname
Merasa KBRI itu home, merasa di rumah sendiri. Jadi ketika mereka datang ke kedutaan, merasa tempat ini rumah sendiri. Dan kita juga menganggap mereka saudara kita, hanya memang status kewarganegaraan mereka warga Suriname tapi dalam konteks budaya kami begitu dekat.
Misal ada open house di masa Idul Fitri, itu biasanya duta besar juga mengundang mereka. Mereka hadir sebagai masyarakat dekat.
Juga pada kegiatan resepsi diplomatik dalam konteks peringatan HUT RI, itu mereka juga kita undang tokoh-tokohnya dan masyarakatnya. Umumnya beliau-beliau hadir, anggota parlemen, menteri. Dalam konteks ini kontak masyarakat Jawa dan KBRI terjadi.