Dukung Kebijakan Larangan Mudik, Athari Gauthi: Jangan Sampai Kita Seperti India
Athari Gauthi Ardi menilai aturan pelarangan mudik ini saat ini seperti dua sisi mata pisau.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah pemerintah yang melarang mudik lebaran tahun ini perlu didukung semua pihak.
Karena kalau tidak dilarang dikhawatirkan akan terjadi second wave (gelombang kedua) yang lebih parah lagi seperti di India saat ini.
Demikian dikatakan Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PAN Athari Gauthi Ardi kepada wartawan, Sabtu (1/5/2021).
"Meskipun delematis dan rasa sedih langkah pemerintah melarang mudik tahun ini karena kondisi pandemi covid 19 perlu kita dukung. Ini demi untuk menghindari kondisi yang lebih buruk lagi," kata Athari.
Namun demikian, Athari yang juga Ketua Melenial PAN ini berharap agar para petugas dilapangan yang mengantisipasi masyarakat yang tetap nekat mudik untuk tetap bijak dan profesional.
Baca juga: Pemerintah Australia Ancam Penjarakan Warganya yang Nekat Kembali dari India
Tidak berlebihan dan apalagi bersikap over acting.
"Yang paling penting juga perlu mendapat perhatian adalah jangan sampai ada petugas-petugas yang overreacting dan berlebihan sehingga malah membuat masyarakat tidak nyaman," ujarnya.
Lebih lanjut Athari menilai aturan pelarangan mudik ini saat ini seperti dua sisi mata pisau.
Di satu sisi mudik itu tradisi bagi masyarakat kita sehingga kita tentu merasa sendih kalau tidak bertemu keluarga ataupun mudik di hari lebaran ini.
Tetapi di sisi lain, semua pihak tidak menginginkan lonjakan baru seperti yang terjadi di India.
Belum lagi, lanjut Athari sudah ditemukan banyak pendatang dari India yang membawa virus yang sama.
Tentu saja kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan kalau sampai terjadi second wave yang lebih mematikan.
"Makanya pemerintah menghimbau utk tidak mudik dulu tahun ini agar tidak terjadi lonjakan baru. Dan demi kebaikan dan keselamatan kita semua maka pilihan yang terbaik yang perlu kita lakukan adalah mematuhi dengan tidak mudik tahun ini," pungkasnya.