Pengamat Hukum Universitas Trisakti Sebut Rumus Jitu Menjalankan Bela Negara
Amallkan Rumus Bela Negara bisa dengan cara memanfaatkan era digital secara utuh dengan sebuah tanggung jawab yang didasari oleh norma etika
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Hukum Universitas Trisakti Radian Syam menyebutkan ada rumus jitu bela negara yang sangat penting bagi kaum milenial.
Kuncinya adalah pemahaman sejarah ditambah Bahasa Indonesia ditambah 4 Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika).
"Seajarah + Bahasa Indonesia + 4 Pilar sama dengan Bela Negara," kata Radian Syam kegiatan Webinar Bela Negara dengan tema “Membangun Peran Dan Kesadaran Bela Negara Generasi Milenial” yang diadakan Satuan Tugas Trikrama Husada Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti pada sabtu 1 Mei 2021 dimana diikuti oleh mahasiswa, Sabtu (1/5/2021).
Kegiatan inipun dihadiri oleh Dekan Dr. dr. Raditya Wratsangka, Sp.OG(K) dan Wakil Dekan bidang 3 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dr. Tubagus Ferdi Fadilah, M.Kes Sp.A.
Radian menyebutkan banyak cara dalam mengkonsolidasikan kekuatan ilmu yang ada terlebih mengamalkan Rumus Bela Negara tersebut, yakni dengan cara memanfaatkan era digital secara utuh dengan sebuah tanggung jawab yang didasari oleh norma etika.
Baca juga: Sudirman Said: Menjalankan Negara, Pemerintah Harus Ada Kekuatan Penyeimbang
Saat ini yang terpenting bagi kaum milenial bukan hanya mengetahui teknologi digital tapi juga harus menjalankan Rumus Bela Negara tersebut dengan rasa cinta tanah air.
"Juga menghilangkan hoax dan menghilangkan rasa egoisme pribadi, agar apa yang dicita-citakan oleh para founding fathers kita yang termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat terwujud dan Bangsa ini akan siap menuju Indonesia Emas," katanya.
Di penutup webinar, Radian mengutip apa yang menjadi pesan dari Bung Hatta.
“Jatuh bangunnya negara ini sangat tergantung dari bangsa ini sendiri.
Baca juga: Tentang Etika Membangunkan Sahur, Kemenag Angkat Bicara
Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain hormat terhadap bangsa ini bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa merusak dan mencuri kekayaan ibu pertiwi," katanya.
Bahkan Radian pun dengan quotesnya yang penuh arti mengatakan Negara dan Politik merupakan satu tarikan nafas dengan agama, Satu Roh Yang Tidak Dapat Dipisahkan.