Terkuak, Ciri-ciri Wanita Kurir Sate Beracun yang Tewaskan Anak Driver Ojol: Usia 25, Berkulit Putih
Ciri-ciri wanita yang diduga ingin membunuh tapi salah sasaran itu disampaikan polisi berdasar hasil rekaman CCTV.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Fakta baru mengenai siapa wanita misterius pengirim sate beracun di Yogyakarta muncul yang memakan korban tewasnya anak pengemudi ojek online (ojol).
Ciri-ciri wanita yang diduga ingin membunuh tapi salah sasaran itu disampaikan polisi berdasar hasil rekaman CCTV.
Diberirakan sebelumnya sate ayam beracun yang menewaskan anak Bandiman (36), pengemudi ojek online (ojol) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hal itu karena orang yang akan dikirimi paket menolak, dan merelakan sate untuk disantap pengemudi ojol dan keluarganya.
Dari hasil penyelidikan sementara, wanita tersebut diduga berusia 25 tahun dan memiliki ciri-ciri berkulit putih dengan dan tinggi badan lebih kurang 160 sentimeter.
Baca juga: Bocah NFP Meninggal karena Racun Potasium Sianida, Identitas Pengirim Sate Beracun Masih Misterius
"Baru ciri-ciri, untuk identitasnya semoga tidak lama lagi," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bantul AKP Ngadi saat dihubungi, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Polisi Duga Pelaku di Balik Sate Beracun yang Tewaskan Bocah 8 Tahun di Bantul Lebih Dari Satu Orang
Selain itu, polisi juga memeriksa rekaman closed-circuit television (CCTV) di sekitar lokasi Bandiman menerima order di Jalan Gayam.
Ciri-ciri wanita misterius
Berdasar keterangan saksi dan rekaman CCTV, wanita terduga pelaku berusia sekitar 25 tahun, kulitnya putih, dan tinggi badannya berkisar 160 sentimeter.
Saat bertemu Bandiman di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta, wanita tersebut mengenakan pakaian berwarna krem, Minggu (25/4/2021).
"Untuk anggota sedang bekerja melakukan pendalaman mengumpulkan beberapa CCTV di lokasi dan memintai keterangan para saksi-saksi," tutur Ngadi, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Sate Maut yang Tewaskan Bocah 8 Tahun di Bantul Mengandung Racun Potasium Sianida
Menurut Bandiman, saat itu wanita tersebut memintanya mengirim dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan dengan sistem offline.
Alasan wanita itu, kata Bandiman, karena mengaku tak memiliki aplikasi.
Wanita itu hanya menyampaikan, dua kotak makanan itu dikirim seseorang bernama Pak Hamid di Kawasan Pakualaman untuk seseorang bernama Tomi di Kapenawon, Kasihan, Bantul.