Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Tokoh Tanggapi Polemik Bipang di Pidato Jokowi: Fadjroel Rachman, Ngabalin, hingga Fahri Hamzah

Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut kuliner khas Kalimantan Bipang Ambawang, menuai polemik.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in 5 Tokoh Tanggapi Polemik Bipang di Pidato Jokowi: Fadjroel Rachman, Ngabalin, hingga Fahri Hamzah
Ist
Presiden Joko Widodo 

TRIBUNNEWS.COM - Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut kuliner khas Kalimantan, Bipang Ambawang, menuai polemik.

Di mana diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi berpidato saat momen Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Presiden Jokowi bermaksud mengajak masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal Indonesia, khususnya membeli secara online.

Pihaknya menyebut banyak makanan khas daerah, di mana Bipang menjadi satu di antaranya.

Baca juga: Apa Itu Bipang Ambawang? Kuliner Khas Kalimantan yang Disebut dalam Pidato Jokowi

"Sebentar lagi Lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama. Nah, Bapak, Ibu, Saudara-saudara, yang rindu kuliner daerah atau mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online."

"Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ujar Jokowi dalam pidatonya.

Tentu saja, pidato tersebut menuai banyak komentar, termasuk para tokoh-tokoh ini:

Berita Rekomendasi

1. Fadjroel Rachman

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman (Tribunnews.com/ Lusius Genik)

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyebut bahwa kata Bipang merupakan nama generik makanan jaman dulu.

Hal tersebut dikatakannya melalui aku Twitter pribadinya.

Baca juga: Soal Bipang Ambawang, Mendag Muhammad Lutfi Niat Mengklarifikasi Malah Kena Sentil Politisi PDIP

"BIPANG adalah NAMA GENERIK makanan jaman dulu khas Kalimantan (Bepang), Sulawesi (Bepang) & Jawa (Jipang). Dikampungku Kalimantan Selatan, contohnya Bipang AA produksi Bahrul Ilmi (Desa Pingaran Ilir, Kec. Astambul, Kab. Banjar Martapura. WA: 082354436056) ~ #BungFADJROEL #Bipang," tulis Fadjroel Rachman.

2. Fahri Mahzah

Fahri Hamzah - Wakil Ketua Umum Partai Gelora
Fahri Hamzah - Wakil Ketua Umum Partai Gelora (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Fahri Hamzah pun ikut serta mengomentari pidato Presiden Jokowi yang menyebut soal Bipang Ambawang.

Seperti halnya Fadjroel Rachman, dirinya mengunggah tanggapannya melalui cuitan di Twitter pribadinya.

Baca juga: Polemik Bipang Ambawang yang Dipromosikan Jokowi: Mendag Kena Sentil hingga Ngabalin Nilai Tak Salah

Cuitan Fahri Hamzah yang bernada sindiran menyebut:

"Saya sering katakan, Dapur presiden gak beres...(emoji tertawa)."

Sontak cuitan tersebut mendapatkan respon dari banyak warganet.

3. Ali Mochtar Ngabalin

Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin punya jabatan di KKP
Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin punya jabatan di KKP (Tangkap layar channel YouTube Indonesia Lawyers Club)

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menyebut tidak ada yang salah dengan perkataan Presiden Jokowi.

Karena tujuan Presiden adalah untuk mempromosikan produk lokal nusantara.

Seperti ditayangkan di Kompas TV, Ngabalin berharap pernyataan Jokowi itu disikapi secara tenang, karena pemerintah memang sedang menggalakkan mencintai produk lokal.

Baca juga: Polemik Bipang Ambawang, Sufmi Dasco: Jauhkan Buruk Sangka kepada Presiden Jokowi

Dan soal promosi kuliner nusantara merupakan acara dari Kementerian Perdagangan.

Selain itu, ajakan Jokowi untuk membeli kuliner khas daerah itu ditujukan untuk semua masyarakat yang rindu pada kampung halaman.

"Acara ini adalah acara yang digelar oleh Departemen Perdagangan dalam rangka mempromosikan, kan kita cinta pada produk-produk nusantara kita," ujarnya dalam acara Kompas TV.

"Jadi memang kalau bicara soal lebaran, orang mengidentikkan dengan pulang kampungnya orang Islam," lanjut dia.

4. Roy Suryo

Roy Suryo saat masih menjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.
Roy Suryo saat masih menjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. (KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Pakar Telematika, Roy Suryo juga turut serta mengomentari soal Bipang yang disebut dalam pidato Presiden Jokowi.

Hal tersebut ia sampaikan dalam cuitannya di akun Twitter @KRMTRoySuryo2, Sabtu (8/5/2021).

Baca juga: Polemik Bipang Ambawang, Anggota Komisi VI DPR: Saya Tak Mengerti, Kok Lutfi yang Minta Maaf

Dalam cuitannya, Roy mengajak masyarakat untuk memaafkan, karena Presiden Jokowi hanya membaca teks yang sudah disiapkan.

Namun hal tersebut haru menjadi evaluasi pihak istana.

"Viral statemen Pidato (yg diunggah resmi Akun KemenDag 05/05/21) ini karena ada jelas kata "Bipang (=baBI PANGgang) Ambawang". Sudahlah, ini bulan baik, Maafkan saja Presiden yg juga manusia biasa karena hanya membaca Teks yg sdh disiapkan. Tapi ini harus jadi Evaluasi Tim Istana," tulisnya dalam cuitannya.

5. Herman Khaeron

Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron
Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron juga turut serta menanggapi polemik tersebut.

Namun dirinya lebih banyak menanggapi soalsikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang meminta maaf atas ucapan Presiden Jokowi soal Bipang Ambawang.

Diketahui seusai pidato Presiden Jokowi dan menyebut Bipang, Mendag meminta maaf.

Karena memang niat pemerintah, ujar Luthfi untuk mengajak masyarakat mencintai produk lokal.

Terkait ajakan membeli Bipang Ambawang, Herman melanjutkan, kemungkinan Presiden Jokowi hanya membaca teks yang telah disediakan tim Kepresidenan.

Baca juga: Polemik Bipang Ambawang, Ketua Fraksi PAN Minta Presiden Jokowi Tak Mudah Sebut Nama Produk

Dan menurutnya, pernyataan maaf yang disampaikan pihak Istana seperti Mensesneg sudah cukup mewakili Presiden yang kurang tepat menyampaikan ajakan membeli Bipang Ambawang saat Lebaran.

"Saya tidak mengerti kok Lutfi yang meminta maaf, semestinya Presiden atau diwakilkan ke Menteri Sekretaris Negara (meminta maaf)," diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

"Dengan pernyataan pihak Istana sudah mewakili. Namun, memang saya juga banyak tafsir dengan tampilnya Lutfi yang minta maaf, salah satunya mungkin saja ini programnya Mendag," tutur politukus Demokrat itu.

Menurut Herman pernyataan presiden tidak tepat karena momentumnya menyebut Bipang Ambawang atau babi panggang di tengah larangan mudik lebaran karena konteksnya hari besar agama Islam.

Berita soal polemik bipang lainnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Seno Tri Sulistiyono)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas