Dirjen Imigrasi: 157 WN China ke Indonesia Bukan Kunjungan Wisata Tapi Keperluan Pekerjaan
Seluruh WNA tersebut lulus pemeriksaan kesehatan sesuai protokol kedatangan orang dari luar negeri yang ditentukan oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jhoni Ginting mengungkapkan masuknya 157 warga negara asing (WNA) asal China ke Indonesia pada Sabtu (8/5/2021) lalu bukan bertujuan untuk berwisata, melainkan karena keperluan pekerjaan.
"Seluruh WNA telah memenuhi aturan keimigrasian dengan jenis visa dan kegiatan yang sesuai dengan Peraturan Menkumham Nomor 26 tahun 2020 yaitu untuk kegiatan bekerja, bukan untuk kunjungan wisata," ujar Jhoni, Minggu (9/5/2021).
Seluruh WNA tersebut kata Jhoni juga lulus pemeriksaan kesehatan sesuai protokol kedatangan orang dari luar negeri yang ditentukan oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Jhoni mengatakan 157 WN China tersebut datang menggunakan maskapai China Southern Airlines CZ387 dari Guangzhoue pada pukul 05.00 WIB.
Pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.
Jhoni juga menyebut bahwa kedatangan WNA ke Indonesia hanya diizinkan untuk melakukan kepentingan esensial saja.
"Kedatangan para WNA ke Indonesia hanya diizinkan untuk tujuan seperti bekerja di proyek strategis nasonal, objek vital, penyatuan keluarga, bantuan medis dan kemanusiaan, serta kru alat angkut," ungkap dia.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarif Abdullah Alkadrie mengatakan terkait datangnya WN China ke Indonesia jangan sampai nantinya masyarakat merasa dianaktirikan.
Sebab, pemerintah sudah melarang mudik, sementara WNA diperbolehkan masuk ke dalam negeri.
"Kami mendukung kebijakan ini, cuma harus seirama. Masyarakat dilarang mudik tetapi tempat wisata tetap dibuka, penerbangan dari luar negeri tetap masuk," katanya.
Baca juga: Warga Dilarang Mudik Tapi WNA China Terus Mengalir Masuk RI, Pimpinan DPR: Pemerintah Nggak Peka
Syarif menambahkan, larangan mudik bukan untuk kepentingan pemerintah. Dia berharap masyarakat bersabar dan mematuhi larangan tersebut agar tidak terjadi klaster baru nantinya.
"Tetapi karena kondisi pandemi sekarang ini kita minta masyarakat bersabar. Demi kepentingan bersama. Jangan sampai terjadi perpindahan virus dari satu tempat ke tempat lain sehingga terjadi klaster baru," ujarnya.
Pembukaan rute penerbangan Jakarta-Wuhan (China) lanjut Syarif juga harus diawasi ketat.
Pengawasan ketat tersebut dilakukan agar kasus lolosnya WN India yang ternyata positif covid-19 tidak terulang.