Tujuh Orang Tewas Akibat Longsor di Tambang Emas Solok Selatan
"Ada sembilan warga lainnya yang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut," ujar Kepala Pusat Data Kebencanaan BNPB, Raditya Jati
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Sebanyak tujuh warga meninggal dunia dan satu masih dalam proses pencarian setelah terjadi longsor tambang emas di Kimbahan Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Senin (10/5/2021).
"Ada sembilan warga lainnya yang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam siaran persnya, Selasa, (11/5/2021).
Ia mengatakan, berdasarkan laporan dari Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Fikri, peristiwa tanah longsor di lokasi tambang emas tersebut terjadi setelah hujan dengan intensitas yang tinggi mengguyur kawasan tersebut sejak Minggu (9/5) sore hingga Senin (10/5) dini hari.
"Usai mendapat laporan bencana tanah longsor tersebut, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Solok Selatan bersama unsur TNI, Polri dan masyarakat segera melakukan evakuasi para korban. Dalam hal ini, para korban telah dibawa dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju Puskesmas Bidar Alam," katanya.
Baca juga: Banjir dan Tanah Longsor Terjang Cilebut Bogor Usai Diguyur Hujan Sejak Sabtu Sore
BPBD setempat melaporkan kondisi medan pascalongsor menyulitkan giat evakuasi dari TKP menuju kendaraan pertolongan.
Sementara itu, berdasarkan laporan secara visual yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bebatuan berukuran besar, material tanah dan beberapa potongan batang kayu masih terlihat di lokasi kejadian.
Baca juga: BNPB: Tanah Longsor Melanda Perkampungan di Tenjolaya Bogor
"Selain itu, sebuah alat berat jenis eskavator yang diduga milik penambang juga masih ada di lokasi tersebut," katanya.
Raditya mengatakan berdasarkan data InaRisk BNPB, Kabupaten Solok Selatan termasuk dalam wilayah yang memiliki potensi risiko bencana tanah longsor dalam indeks kategori sedang hingga tinggi.
"Dalam catatan InaRisk, terdapat tujuh wilayah kecamatan yang masuk dalam Kawasan Risiko Bencana tanah longsor dengan luas bahaya mencakup hingga 208.764," tuturnya.
berdasarkan hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat aktivitas fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia yang teramati bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang ekuatorial lainnya.
"Menurut BMKG, kondisi tersebut dapat menimbulkan potensi hujan dengan indeks kategori sedang hingga lebat terhitung mulai tanggal 10-17 Mei 2021," katanya.
Provinsi Sumatera Barat menurutnya menjadi wilayah yang diperkirakan terdampak potensi cuaca tersebut.
BMKG juga menambahkan bahwa untuk tiga hari kedepan, dampak banjir/bandang dengan kategori ‘waspada’ juga perlu diantisipasi khususnya untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua.