Nonaktifkan 75 Pegawainya, KPK Dapat Banyak Kritikan Keras, dari Politisi hingga Pengamat
KPK terima banyak kritikan keras dari berbagai kalangan, dari politisi hingga pengamat, setelah menonaktifkan 75 pegawainya.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menuai polemik.
Kali ini polemik KPK muncul karena telah menonaktifkan 75 pegawainya, yang diketahui tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
TWK ini diadakan sebagai syarat alih status pegawai menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam 75 pegawai itu, nama penyidik senior Novel Baswedan ikut dinonaktifkan.
Keputusan KPK ini pun mendapat banyak kritikan dari banyak kalangan.
Baca juga: Iis Rosita Dewi Bersama Tiga Anaknya Kunjungi Edhy Prabowo di Rutan KPK: Mohon Doanya
Dari, politikus partai seperti Fadli Zon dan Mardani Ali Sera hingga pengamat hukum Hariz Azhar.
Padahal sebelumnya, KPK sudah diterpa isu pertanyaan TWK-nya yang dinilai janggal.
Berikut Tribunnews rangkum kritikan dari poltikus hingga pengamat soal 75 pegawai KPK yang dinonaktifkan, dikutip dari berbagai sumber:
1. Mardani Ali Sera Sebut Aneh: Seolah Ada Kejar Tayang
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyebut penonaktifan 75 pegawai KPK itu aneh.
Sebab, keputusan penonaktifan tersebut keluar di tengah polemik soal-soal di TWK dipertanyakan.
Hal itu diungkapkannya melalui keterangan video di akun Twitternya, @MardaniAliSera, Rabu (12/5/2021).
"Ada apa dengan KPK sekarang?. Penonaktifan Novel Baswedan dan kawan-kawan yang 75 orang ini aneh, ketika kualitas Tes Wawasan Kebangsaan dipertanyakan."
"Baik landasan, prosesur sampai kepada konten. Ternyata dinontaktifkan," ucapnya.
Baca juga: Ironi KPK: Mengaku Kekurangan SDM, Tapi Pecat 75 Pegawai