Pesan-pesan Ustaz Wijayanto di Tabligh Akbar Virtual Pegadaian: Jauhi Sifat Hasad dan Dengki
Nabi Muhammad mengaitkan surga dengan ilmu. Siapa saja yang melonggarkan waktunya untuk majelis ilmu, dia sedang merintis jalan menuju surga
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ustadz WIjayanto tampil memberikan tausiah Ramadhan di acara Tabligh Akbar Virtual yang diselenggarakan Pegadaian melalui aplikasi Zoom, baru-baru ini.
Dalam tausiahnya bertema "Meraih Amal Tertinggi di Bulan Ramadhan," Ustadz Wijayanto mengingatkan agar menjauhi sifat dengki dan hasad. Dalam istilah kekinian, sifat buruk hati ini dikenal dengan istilah SMS (senang melihat orang lain susah, susah melihat orang lain senang).
"Hati-hati kalau punya penyakit hasad, karena hasad itu akan memakan seluruh kebaikan kita, termasuk jika di hati kita ada rasa iri. Hat- hati dengan sifat SMS, senang melihat orang lain susah," ungkap Ustadz Wijayanto.
Dia menambahkan, Allah SWT sudah memberikan peringatan tentang bahayanya penyakit hati tersebut melalui surat Ali Imran ayat 120.
Berikut terjemahannya:
Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.
Baca juga: Kenangan Ahmad Dhani dengan Almarhum Ustaz Tengku Zulkarnain, Sempat Dijenguk saat di Cipinang
Ustadz Wijayanto menjelaskan, sifat hasad sudah ada pada diri manusia sejak Adam diturunkan ke dunia.
"Pembunuhan pertama antar manusia terjadi karena sifat hasad terjadi pada Habil dan Qabil (anak Adam). Jadi, ada orang yang senang jika melihat orang lain kesusahan, maka hati-hati dengan orang yang punya penyakit hasad," ungkapnya.
Baca juga: Suasana Haru Warnai Salat Jenazah Ustaz Tengku Zulkarnain
Dia menekankan, setiap muslim dianjurkan selalu membangun silaturahim.
"Membangun silaturahim merupakan jalan surgawi, orang yang memiliki karakter introvert dan nggak pernah bergaul, gampang mengalami sumpek di hati," ungkapnya.
"Rasulullah mendorong umatnya menjalin silaturahmi untuk memanjangkan umur.
Silaturahim membuat orang sehat jasmani dan rohani," imbuhnya.
Ustadz Wijayanto juga menekankan perlunya setiap muslim terus menimba ilmu.
"Nabi Muhammad mengaitkan surga dengan ilmu. Siapa saja yang melonggarkan waktunya untuk majelis ilmu, dia sedang merintis jalan menuju surga," bebernya.
Ustadz Wijayanto juga mengajak kita agar tabah menghadapi pandemi Covid-19 yang hingga sekarang belum kunjung berakhir. "Pandemi membuat banyak negara tidak siap, begitu juga dengan kita. Saya baru saja ngezoom dengan Pak Erick Thohir (Menteri BUMN), ada 32 juta UMKM kolaps akibat pandemi," jelasnya.
"Pandemi adalah surat cinta dari Allah SWT untuk memperbaiki diri, jangan pernah menyalahkan keadaan karena semuanya datangnya dari Allah SWT. Jangan gelisah dan lemah," imbuhnya.
"Nabi Ayyub pernah mengalami musibah 12 tahun lamanya. Mengalami gagal panen, banjir dan rejekinya habis, rumahnya hilang bersama 10 anaknya, tenggelam. Setelah itu Nabi Ayyub masih diuji dengan sakit selama 7 tahun, diusir tetangganya dan ditinggalkan istrinya," tuturnya.
Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto dalam sambutannya menyatakan, Tabligh Akbar pada bulan Ramadhan ini merupakan kegiatan rutin tahunan perusahaanny untuk menambah keilmuan dalam pendalaman agama bagi Insan Pegadaian dan juga seluruh masyarakat yang ikut serta dalam Tabligh Akbar.
"Setiap tahun Pegadaian selalu menggelar acara keagamaan seperti hari ini, yang bertujuan untuk menambah pemahaman akan ilmu agama, saling menasihati dalam peningkatan amaliah selama bulan Ramadhan," ucap Kuswiyoto.
Selain untuk meningkatkan iman, spirit Tabligh Akbar ini juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan karyawati Pegadaian agar lebih lebih semangat serta terus bekerja keras dalam melayani nasabah.
"Kegiatan ini kita selenggarakan semata-mata adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap peningkatan iman, amaliah dan tentu juga berdampak pada peningkatan kinerja sebagai bagian dari sarana ibadah dengan memberikan layanan terbaik, tulus, ikhlas kepada masyarakat yang membutuhkan kita," tambah Kuswiyoto.