BNPB Ingatkan Masyarakat Agar Waspadai Ancaman Gempa dan Tsunami di Barat Daya Sumatera
Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,7 mengagetkan masyarakat di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,7 mengagetkan masyarakat di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara.
Kekuatan gempa mengakibatkan guncangan kuat sehingga guncangannya membuat masyarakat panik dan keluar rumah. Merespons potensi dampak bahaya, masyarakat membutuhkan kesiapsiagaan untuk selamat.
“Gempa bumi yang dapat terjadi sewaktu-waktu patut diwaspadai oleh masyarakat. BNPB selalu mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga dalam menghadapi tak hanya gempa bumi tetapi juga tsunami,” kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangan persnya, Jumat (14/5/2021).
Masyarakat Pulau Nias dan sekitarnya memang berada di kawasan dengan potensi gempa bumi dan tsunami kelas sedang hingga tinggi.
Salah satunya Gunung Sitoli. Kota dengan enam kecamatan berada pada kategori sedang hingga tinggi potensi gempa bumi.
Sedangkan 4 kecamatan di kota ini berada pada kategori yang sama untuk potensi bahaya tsunami.
Baca juga: Setelah Diperbarui, Data Gempa di Nias Bermagnitudo 6,7, BMKG Beri Penjelasan Soal Itu
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya geologi ini tidak terlepas dari catatan sejarah ratusan tahun lalu.
Berdasarkan Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416 – 2018, sejumlah tsunami terjadi di barat daya Sumatera menunjukkan gempa bumi dan tsunami merupakan suatu keniscayaan.
Baca juga: Tak Ada Korban Jiwa dan Diguncang Gempa Susulan, Ini Kondisi Terkini Nias Barat Pascagempa M 6,7
Misal pada periode 1800 – 1899 beberapa gempa besar memicu terjadinya tsunami. Gempa M7,2 pada 1843 mengakibatkan tsunami yang berdampak di Pulau Nias.
Catatan BMKG menyebutkan bahwa sekitar pukul 00.30 waktu setempat di Gunung Sitoli, sebuah gelombang pasang datang dari tenggara dengan suara yang mengerikan.
Hampir seluruh pantai di Pulau Nias terkena gelombang tersebut.
Sebuah kampung bernama De Mego yang berjarak 2 km dari Gunung Sitoli tersapu seluruhnya. Bahkan kapal-kapal ikan disungai digambarkan terbawa ke daratan sejauh 30 – 50 km dari tempat tambatan.
Berselang 9 tahun, tepatnya 11 November 1852, gempa M6,8 memicu terjadinya tsunami. Wilayah pantai di Pulau Nias kembali terdampak gempa waktu itu.
Selanjutnya pada 1861, gempa besar M8,5 yang terjadi di barat daya Sumatera memicu terjadinya tsunami.