Pentingnya Meningkatkan Testing Covid-19 untuk Antisipasi Lonjakan Kasus Pascalebaran
Penurunan kasus yang terjadi selama 13 minggu ini bukan karena jumlah testing yang rendah, testing konsisten diatas standar WHO.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paskahari raya Idulfitri, pemerintah dan masyarakat di Indonesia perlu bersiap mengantisipasi potensi lonjakan kasus.
Potensi ini, diakibatkan dampak adanya libur panjang.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito berharap kondisi penanganan yang sudah baik ini harus terjaga.
Apalagi jumlah kasus aktif setiap harinya menurun hingga kini sudah dibawah 90 ribu kasus.
Kapasitas testing terus ditingkatkan dan capaiannya dengan 9 minggu berturut-turut diatas standar Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), yaitu 1 : 1000 populasi per minggu.
Baca juga: Satgas Ingatkan 7 Daerah Zona Merah Bebenah Mengantisipasi Dampak Covid-19 PascaMudik
Dari capaian testing ini, data menunjukkan bahwa dalam 13 minggu terakhir jumlah kasus positif memang menurun di tengah-tengah masyarakat, dan bukan disebabkan kapasitas testing yang rendah.
"Jika melihat perkembangan data testing dan kasus secara berdampingan, maka penurunan kasus yang terjadi selama 13 minggu ini bukan karena jumlah testing yang rendah. Kenyataannya, testing konsisten diatas standar WHO selama 9 minggu berturut-turut," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/5/2021).
Lebih jelasnya, perkembangan data testing harian sempat menunjukkan penurunan drastis pada minggu ketiga Februari 2021, yaitu hanya mencapai 74,68 persen dari target WHO.
Namun pada minggu-minggu selanjutnya, kapasitas testing terus ditingkatkan dan secara konsisten berada diatas standar WHO dalam 9 minggu terakhir hingga bulan Mei 2021.
Baca juga: Satgas: Pemberian Vaksin AstraZeneca Non Batch CTMAV547 Tetap Dilanjutkan
Perkembanganan testing sempat menurun pada minggu kedua Mei 2021, yaitu hanya bisa mencapai 75,37 persen dari target WHO.
"Hal ini dapat terjadi karena periode libur Lebaran pada minggu lalu yang mempengaruhi operasional laboratorium. Sehingga menyebabkan jumlah orang yang diperiksa menurun," jelas Wiku.
Lebih lanjut, membandingkan dengan perkembangan kasus positif mingguan, puncak tertinggi pada minggu kedua Februari 2021.
Namun pada minggu-minggu selanjutnya tren penambahan kasus aktif terus menurun tajam hingga hari ini.
Data per 16 Mei 2021, penambahan kasus mingguan, sebesar 26.067 kasus atau turun lebih dari 70 persen dibandingkan saat puncak kasus pada Februari lalu.
Melihat capaian berdasarkan perbandingan data tersebut, merupakan hasil kolaborasi yang baik antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.
Dan juga berkat peningkatan kedisiplinan masyarakat secara kolektif untuk disiplin protokol kesehatan.
Untuk itu, penting bagi pemerintah daerah untuk menjaga kapasitas testing dan pemeriksaan laboratorium terus ditingkatkan agar selalu berada di atas standar WHO.
Dengan begitu baru dapat dinilai, apakah penurunan kasus benar-benar terjadi atau tidak.
"Pastikan seluruh daerah memiliki fasilitas dan sumberdaya yang cukup untuk melakukan testing . Dan segera selesaikan apabila terdapat kendala atau membutuhkan bantuan," pungkas Wiku.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.