SMRC: Mayoritas Umat Muslim dan Nonmuslim Indonesia Ingin Palestina-Israel Hidup Berdampingan
Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan kalau sikap masyarakat Indonesia terpecah dalam memandang jalan keluar konfli
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan kalau sikap masyarakat Indonesia terpecah dalam memandang jalan keluar konflik antara Israel Palestina.
Adapun menurut temuan SMRC tersebut, kelompok masyarakat itu terbagi antara mereka yang tidak mengakui keberadaan negara Israel dan yang mengakui negara Israel beserta Palestina keduanya harus diakui dan hidup berdampingan.
Dalam survei ini menunjukkan kalau mayoritas masyarakat Indonesia yakni sebesar 88 persen mengetahui bahwa telah terjadi peningkatan konflik antara Israel dan Palestina beberapa waktu terakhir.
Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando mengatakan, dari yang mengetahui konflik antara Israel dan Palestina ini, kembali terbagi menjadi dua kelompok, antara yang Muslim dan Non-muslim.
Data itu diungkapkan Ade, dalam peluncuran hasil survei SMRC bertajuk 'Sikap Publik Nasional terhadap Konflik Israel dan Palestina' yang diselenggarakan secara daring pada Senin (31/5/2021).
Dalam paparannya Ade mengatakan kalau mayoritas seluruh umat beragama di Indonesia mengakui keberadaan Negara Palestina dan Israel serta meyakinkan kalau keduanya layak hidup berdampingan.
Namun kata Ade, umat Non-muslim paling dominan dalam memilih opsi tanggapan tersebut.
"Warga Muslim yang memilih opsi mengakui keberadaan kedua negara hidup berdampingan ada 32 persen, sedangkan yang memilih opsi tidak mengakui keberadaan negara Israel ada 43 persen, dan yang tidak punya pendapat ada 25 persen," kata Ade dalam paparannya, dikutip Selasa (1/6/2021).
Selanjutnya kata Ade, mayoritas dari masyarakat non-Muslim yakni sebanyak 56 persen memilih opsi mengakui keberadaan kedua negara.
Baca juga: Survei SMRC: 48 Persen Masyarakat Indonesia Berharap Pemerintah Dukung Palestina
"Sedangkan yang setuju dengan opsi bahwa negara Israel tidak boleh diakui karena berdiri atas tanah palestina ada 28 persen, dan yang tidak punya pendapat ada 16 persen," ucapnya.
Tak hanya itu kata Ade, perbedaan cara pandang juga terlihat antara pemilih partai politik.
Menurut hasil survei pihaknya, yang memilih opsi mengakui keberadaan kedua negara itu paling banyak berasal dari massa pemilih partai nonparlemen yakni sebesar 64 persen, selanjutnya massa pemilih PKB 58 persen dan NasDem 51 persen.
Sementara kata Ade, yang memilih opsi tidak mengakui keberadaan Negara Israel karena berdiri di atas tanah Palestina paling banyak berasal dari massa pemilih PKS yakni 60 persen, PAN 59 persen, Demokrat 53 persen, dan Gerindra 52 persen.
Sebelumnya, Ade Armando mengatakan dari 88 persen masyarakat yang mengetahui konflik antara Palestina Israel, ada sekitar 48 Persen dari mereka yang berharap pemerintah menyatakan dukungan terhadap Palestina.
Sedangkan, yang mengharapkan pemerintah mendukung Israel hanya sebanyak 2 persen.
"Dari temuan itu masyarakat yang berharap pemerintah netral dalam artian membantu mencari jalan tengah untuk kedamaian kedua belah pihak yakni sebanyak 42 persen dan yang tidak punya sikap 9 persen," kata Ade.
Ade mengatakan, survei tersebut dilakukan via telepon pada periode 18 hingga 21 Mei 2021.
Adapun untuk menentukan survei ini telah dipilih sampel 1203 responden secara random.
Survei tersebut juga kata Ade menunjukkan mayoritas Indonesia memandang pemerintah selama ini telah berperan besar dalam membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina.
"Dari yang tahu konflik Israel-Palestina, sekitar 63 persen menilai bahwa peran pemerintah Indonesia dalam membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina sejauh ini besar atau sangat besar. Yang menilai kecil atau sangat kecil 19 persen, dan yang tidak menjawab 18 persen," tukasnya.