Erick Thohir Ungkap Hutang PLN Capai Rp 500 Triliun, BUMN Terus Lakukan Perbaikan
Menteri BUMN Erick Thohir ungkap hutang PLN mencapai Rp 500 Triliun, pihaknya terus lakukan perbaikan.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki hutang capai Rp 500 Triliun.
Sehingga, pihaknya kini terus melakukan upaya untuk memperbaiki kondisi keuangan PLN.
Adapun satu langkah yang diambil BUMN, yakni dengan meminta PLN memotong belanja modal (capital expenditure/capex) sampai 50 persen.
"PLN itu hutangnya Rp 500 triliun, tidak ada jalan kalau tidak segera disehatkan."
"Salah satunya, itu kenapa sejak awal kami meminta capex PLN ditekan sampai 50 persen," ucap Erick dalam rapatnya dengan Komisi VI DPR RI, dikutip dari YouTube DPR RI, Kamis (4/6/2021).
Baca juga: Ada Wacana Pembayaran Gaji Komisaris Garuda Indonesia Dihentikan, Menteri BUMN: Usulan Bagus!
Dikatakannya, sekarang PLN sudah berhasil menekan capex hingga 24 persen sebagai upaya memperbaiki keuangan PLN lebih sehat.
Lanjutnya, BUMN juga meminta PLN untuk melakukan negosiasi ulang dengan pihak pemberi pinjaman agar bisa mendapat bunga yang lebih rendah.
"Alhamdulillah dari PLN sendiri sudah tercapai negosiasi Rp 30 triliun," tambahnya.
Tak hanya itu, kata Erick, pihaknya meminta PLN untuk menegosiasi pembelian listrik take or pay senilai Rp 60 Triliun.
"Alhamdulillah laporan terakhir sudah 25 Triliun. Masih Rp 35 Triliun."
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir Akan Fokuskan Penerbangan Garuda Indonesia Pada Pasar Domestik
"Tapi tanpa dukungan kementerian lain, seperti contoh kompensasi PLN, itu hari ini diketok baru dibayar 2 tahun lagi. "
"Itu ada cost-nya, Alhamdulilah sekarang sudah dibayar 6 bulan," jelasnya.
Sehingga, lanjut Erick, upaya-upaya itu membuat kondisi keuangan PLN kini lebih sehat.
Erick mengatakan, pihaknya menyambut baik dukungan dari Komisi VI DPR untuk melakukan tranformasi BUMN.
"Kita sepakat bagaimana tranformasi roadmap yang kita tawarkan sejak dulu, ini juga kembali sekarang daripada komisi VI, menawarkan bagaimana kita peta-in lagi mana yang tidak bisa diselamatkan, mana yang bisa diselamatkan.
"Jadi, saya sangat menyambut dan saya sangat mendukung. Seperti biasa, kita coba koordinasi lagi, kita harus rapikan secara konkrit," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)