Kepala Intel Jenderal Purn Yoga Sugomo Nekat Sarankan Presiden Soeharto Lengser
Pada 1985, saat era Orde Baru kuat-kuatnya, seorang jenderal bintang empat berani menyarakan ke Presiden Soeharto agar lengser. Bagaimana kisahnya?
Penulis: Febby Mahendra
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM - INI kisah unik di masa Orde Baru, ketika Soeharto sedang berada di puncak kekuasaannya sebagai presiden. Ada seorang jenderal purnawiran bintang empat yang menjabat Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin), Yoga Sugomo, berani memberi saran agar Soeharto lengser keprabon alias mengundurkan diri dari jabatannya.
Saran itu disampaikan Yoga pada sebuah pertemuan rutin di rumah pribadi Soeharto, kawasan Jl Cendana, Jakarta, pada Mei 1985.
Dalam pertemuan itu hadir Sudharmono, Ketua Umum DPP Golkar, yang juga menteri sekretaris negara, serta Panglima ABRI Jenderal TNI Benny Moerdani.
Dalam pertemuan itu Yoga minta Soeharto tidak maju lagi dalam pemilihan presiden pada 1988 dan kader peralihan generasi 1945. Siapapun kader yang ditunjuk, Yoga Sugomo menyatakan akan mengamankan dan memberi dukungan.
Saran itu tidak ditanggapi Soeharto. Sedang Sudharmono dan Benny Moerdani langsung menolak usulan tersebut. Terjadi perdebatan cukup menegangkan antara Yoga dengan Sudharmono dan Benny.
Soeharto lebih banyak diam. Di tengah perdebatan Ny Tien Soeharto, istri Presiden, melintasi ruang pertemuan seraya memberi isyarat cenderung mendukung usulan Yoga.
Hasil pertemuan itu menyakitkan hati Yoga. Ia bahkan memutuskan tidak akan menghadap Soeharto jika tidak dipanggil. Semenjak itu berhenti pula pertemuan rutin sejak 1974 yang sebelumnya dilakukan tiap Jumat malam di Cendana.
Dalam pertemuan itu biasanya Presiden dan para pembantu dekatnya melakukan evaluasi keadaan. Mereka mengolah informasi-informasi penting serta membuat prakiraan ke depan berikut langkah-langkah untuk mengantisipasinya.
Yoga Sugomo kesal dan prihatin atas sikap Soeharto dan kedua koleganya (Sudharmono dan Benny Moerdani). Ia kemudian berupaya menenangkan diri dengan memperpanjang kunjungan ke Jepang menyertai delegasi Persatuan Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang, pada pertengahan Juni 1985.
Selama dua minggu Yoga lebih banyak menghabiskan waktu di hotel untuk berzikir dan sesekali menerima kunjungan para sahabat dekatnya, baik orang Indonesia yang tinggal di Jepang, maupun dari komunitas intelijen.
Ia juga memenuhi undangan kehormatan dari mantan Perdana Menteri Jepang Takeo Fukuda, yang menggelar jamuan resmi dan mengajak makan siang secara pribadi. Yoga memang pernah mendapat kesempatan berlajar di Akademi Militer Jepang sebelum Indonesia merdeka.
Sejak itu hubungan Yoga dengan Soeharto dan Benny Moerdanai menjadi sangat dingin. Meski begitu Soeharto tetap mempertahankan posisi Yoga Sugomo sebagai kepala Bakin.
Namun Yoga kemudian mengajukan pengunduran diri sebagai Kepala Bakin pada Juni 1989 alias empat tahun setelah ia menyarankan Soeharto lengser keprabon. Yoga Sugomo sudah menyandang status purnawirawan jenderal bintang empat pada 1981 dan pada masa akhir jabatannya sebagai Kepala Bakin berstatus pegawai bulanan golongan IVE.
Apa alasan Yoga minta Soeharto mengundurkan diri?
1. Soeharto sudah mencapai usia 67 tahun pada saat Pemilu 1988 dan secara relaita sudah menjadi kepala negara selama 22 tahun. Dikhawatirkan akan sampai pada tahap jenuh dan lelah.
2. Periode kepemimpinan 1983-1988 menurut Yoga adalah periode puncak keemasan Soeharto. Sesudah itu dikhawatirkan akan mulai melemah.
3. Bisnis Keluarga dan putra-putrinya yang terus membesar bisa menjadi sumber kecemburuan sosial dan sasaran tembak.
4. Sumber dan jaringan informasi serta rekrutmen Soeharto secara alamiah semakin menyempit karena kesenjangan generasi.
Perkenalan Yoga Sugomo dengan Soeharto terjadi ketika ia ditempatkan sebagai perwira di Tetorium IV (Kodam Diponegoro).
Pada saat itu Soeharto ditunjuk menjadi Pangdam Diponegoro. Namun karena dianggap melakukan kesalahan Soeharto disekolahkan di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung, demikian pula Yoga meski dalam kursus yang berbeda.
Soeharto kemudian menjadi Panglima Kostrad. Pada Januari 1965, Yoga yang menjadi atase militer di Yugoslavia ditarik menjadi asisten di Kostrad. Oleh karena itu Yoga dikenal sebagai orang dekat Soeharto, bersama Ali Moertopo. (feb)
Baca juga: Bangsawan Terpidana Mati Suap Sang Algojo: Jangan Ceroboh
*Dikutip dari buku ‘Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar’ Seperti Diceritakan Kepada B Wiwoho dan Banjar Chaeruddin, Penerbit Buku Kompas, 2018
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.