Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pengusaha Liem Sioe Liong Selamat dari Kecelakaan Maut namun Kakinya Pendek Sebelah

Raja bisnis di Indonesia, Liem Sioe Liong pernah mengalami peristiwa maut, yaitu tabrakan mobil. Teman-temannya di mobil itu tewas, Liem selamat.

Penulis: Febby Mahendra
Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pengusaha Liem Sioe Liong Selamat dari Kecelakaan Maut namun Kakinya Pendek Sebelah
Domentasi BogaSari/BogaSari
Soedono Salim. alias Liem Sioe Liong pernah mengalaki kecelakaan yang menewaskan teman-temannya, ia sendiri selamat. (Foto Domentasi BogaSari) 

Karena merasa bersyukur bisa hidup hingga anaknya dilahirkan, Liem kemudian memberi nama anak ketiga itu Fung Seng artinya bertemu hidup baru.

“Saya katakan kepada anak saya itu, ini karena ayahmu masih hidup,” kenang Sudono Salim.

Baca juga: Istri Konglomerat Liem Sioe Liong Ditembak Dua Kali tapi Nyawanya Bisa Diselamatkan

Pindah ke Jakarta

Liem Fung Seng kemudian diberi nama Indonesia dan akrab dipanggil Anthony Salim.

Belakangan Anthony memang dapat menyelamatkan Salim Group di masa setelah Soeharto lengser dari jabatannya pada Mei 1998.

Boleh jadi kecelakaan traumatis itu yang memberi Liem keberanian lebih untuk risiko bisnis besar di kemudian hari.

Seorang penulis biografi konglomerat Amerika, Cornelis Vanderbilt, suatu ketika mengatakan, “Perjumpaan yang dekat dengan kematian dikenal bisa mengubah kehidupan, memulai titik tolak baru yang dramatis.”

Tiga tahun setelah kecelakaan, yaitu 1952,  Liem memutuskan untuk pindah ke Jakarta, memboyong seluruh keluarganya dan meninggalkan saudara-saudaranya untuk mengurusi usaha mereka di Kudus.

Banyak teman-teman Liem yang juga mengemasi barang-barang mereka untuk bertolak mencari peluang baru ke Ibu Kota Indonesia.

Tempat tinggal pertama mereka di Jakarta adalah Hotel Chiao Tung (artinya komunikasi) di Jl Hayam Wuruk, dekat lokasi Pecinan di Jakarta.

Pada saat itu hotel tersebut merupakan penginapan terbaik di kawasan Pasar Pagi dan Pintu Kecil, Glodok.

Kemudian keluarga Liem pindah ke kawasan Petojo, sebelum akhirnya membeli rumah di Jl Gunung Sahari IV, yang ditinggali hingga terjadi kerusuhan Mei 1998.

Liem memutuskan untuk tidak mengubah struktur bangunan rumah tersebut agar tidak mengusik fengsuinya. (*)

Berita Rekomendasi

*Dikutip dari buku ‘Liem Sioe Liong dan Salim Group, Pilar Bisnis Soeharto’, karya Richard Borsuk dan Nancy Chng, Penerbit Buku Kompas, 2016.  

Baca juga: Sebatang Rokok Bikin Hancur Hubungan Bisnis Liem Sioe Liong dengan Ipar Soeharto

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas