Survei Pilpres Hari Ini: Meski Prabowo dan Anies Dikenal Luas, Namun Tingkat Disukainya Rendah
Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad menjelaskan banyak faktor mengapa orang memilih seorang calon menjadi presiden.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkini menunjukkan meski Prabowo Subianto dan Anies Baswedan tingkat kedikenalannya lebih tinggi dari nama-nama lain yang masuk bursa calon presiden, namun keduanya memiliki tingkat disukainya yang lebih rendah dari kedikenalannya.
Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad menjelaskan banyak faktor mengapa orang memilih seorang calon menjadi presiden.
Faktor yang elementer, kata dia, adalah psikologi memilih yakni tahu dan suka dengan yang diketahuinya tersebut.
Saidiman mengatakan tahu saja tidak cukup.
Tahu kalau tidak suka, lanjut dia, tidak akan berujung pada memilih.
Oleh karena itu “suka” adalah indikasi lebih mendalam untuk menjelaskan mengapa orang memilih seorang calon.
Baca juga: Soal Survei SMRC, Politikus PDIP: Prabowo Harus Cari Cawapres yang Bisa Dongkrak Elektabilitasnya
Hal tersebut disampaikannya dalam rilis survei bertajuk Partai Politik dan Calon Presiden: Sikap Pemilih Pasca Dua Tahun Pemilu 2019 pada Minggu (13/6/2021).
"Pak Prabowo dikenal oleh hampir semua pemilih yakni 98% tapi kurang diikuti sikap suka pemilih. Hanya disukai 78%. Anies juga sudah dikenal luas oleh pemilih yaitu 83% tapi yang suka terhadap Anies lebih rendah daripada yang tahu yakni 75%," kata Saidiman.
Selain itu, kata dia, di antara nama-nama yang beredar dan disebut-sebut sebagai bakal calon presiden, yang paling disukai adalah sejumlah nama dengan tingkat kedisukaan yang tidak berbeda signifikan yaitu Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, dan Tri Rismaharini.
Baca juga: Survei Parameter Politik: Prabowo Kandidat Capres 2024 Dengan 22,3 Persen, Ganjar dan Anies Menyusul
Seperti Anies, kata dia, Sandiaga Uno juga sudah dikenal luas pemilih yakni 83% dan cenderung disukai oleh pemilih yang mengetahuinya yaitu 85%.
Sebaliknya, kata dia, sejumlah nama tingkat kedikenalannya jauh lebih rendah tapi kedisukaannya jauh lebih tinggi yaitu Khofifah, di mana yang tahu 48% tapi yang suka dari yang tahu 81%.
Sedangkam Tri Rismaharini yang tahu baru 54%, dan yang suka dari yang tahu 84%.
Ganjar Pranowo, kata dia, yang tahu baru 57% dan yang suka dari yang tahu 84%.
Sedangkan Ridwan Kamil yang tahu 65% dan yang suka 85% dari yang tahu.
"Karena untuk dipilih, seorang yang dikenal harus disukai maka untuk sementara yang paling kompetitif untuk dikampanyekan adalah Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan Khofifah," kata dia.
Baca juga: Survei Parameter Politik: Prabowo Kandidat Capres 2024 Dengan 22,3 Persen, Ganjar dan Anies Menyusul
Kenaikan kedikenalan mereka, kata dia, potensial menaikan elektabilitas mereka juga karena punya resistensi (tidak suka) yang lebih kecil dibanding nama-nama lain.
Nama-nama tersebut, kata Saidiman, kalau disosialisasakan secara intensif kemungkinan akan mendapat elektabilitas lebih baik dari pada nama-nama lain.
"Mereka yang potensial tersebut bukan ketua atau elite inti partai. Ini tantangan bagi elite partai bahwa pemilih lebih menyukai tokoh-tokoh di luar elite inti partai," kata Saidiman.
Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.220 responden.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.072 atau 88%.
Sebanyak 1.072 responden tersebutlah yang dianalisis.
Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar kurang lebih 3,05% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dengan mematuhi protokol kesehatan.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendarangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Waktu wawancara lapangan dilakukan pada 21 sampai 28 Mei 2021.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.