Pembobol 279 Juta Data BPJS Kesehatan Teridentifikasi, Dilacak Lewat Penelusuran Mata Uang Kripto
Identitas pelaku pembobol 279 juta data penduduk Indonesia yang berasal dari BPJS Kesehatan akhirnya telah berhasil
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Identitas pelaku pembobol 279 juta data penduduk Indonesia yang berasal dari BPJS Kesehatan akhirnya telah berhasil dikantongi oleh pihak kepolisian.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan identitas pelaku terungkap setelah Polri melacak melalui mata uang kripto (cryptocurrency) yang diduga kuat milik pelaku.
Identitas itu, kata Rusdi, diduga sama dengan identitas pelaku yang menyebarkan 279 juta data penduduk Indonesia melalu forum internet.
"Kami juga telah memeriksa secara online cryptocurrency yang diduga itu milik pelaku. Untuk sementara penyidik telah menemukan profil milik pelaku yang ada di dalam raidforum itu," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/6/2021).
Baca juga: Ombudsman RI: BPJS Ketenagakerjaan Harus Prioritaskan Peningkatan Kepesertaan
Ia menuturkan pihaknya akan mendalami profil pelaku yang telah berhasil dikantongi. Ke depan, pihaknya akan melacak keberadaan pelaku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut.
"Profilnya penyidik sudah membaca itu. Tinggal didalami oleh penyidik. Ke depan ada perkembangannya. Tentunya sudah mengarah profil ke pelaku," ungkap dia.
Baca juga: Kesimpulan Sementara, Data Peserta BPJS Kesehatan Diduga Keras Terjadi Kebocoran
Di sisi lain, pihaknya juga telah memeriksa kurang lebih 15 orang saksi dalam kasus ini. Mereka berasal dari pihak BPJS Kesehatan, vendor hingga BSSN.
"BPJS penyidik telah meriksa lebih kurang 15 saksi dari BPJS, vendor, BSSN juga telah diperiksa. Kemudian telah buat permohonan izin khusus penyitaan terhadap server BPJS kesehatan," tukasnya.
Baca juga: Bank Mandiri Perluas Akses Pembayaran BPJS Ketenagakerjaan Hingga ke Malaysia
Sebagai informasi, Polri telah membentuk tim khusus untuk mengusut dugaan kasus kebocoran 279 juta data penduduk Indonesia. Data yang bocor itu diduga berasal dari BPJS Kesehatan.
Data tersebut diduga bocor dan diperjualbelikan di forum internet. Data itu mencakup nomor induk kependudukan, kartu tanda penduduk (KTP), nomor telepon, email, nama, alamat, hingga gaji.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.