Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER NASIONAL Apa Itu Varian Delta? | Soal TWK di KPK, Kepala BKN Mengaku Sudah Jujur

Berita populer nasional Tribunnews: Mengenal apa itu varian Delta hingga Kepala BKN mengaku telah jujur pada Komnas HAM soal TWK di KPK.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in POPULER NASIONAL Apa Itu Varian Delta? | Soal TWK di KPK, Kepala BKN Mengaku Sudah Jujur
KOMPAS.com/DYLAN APRIALDO RACHMAN
Logo KPK. Berita populer nasional Tribunnews: Mengenal apa itu varian Delta hingga Kepala BKN mengaku telah jujur pada Komnas HAM soal TWK di KPK. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer nasional Tribunnews selama 24 jam terakhir.

Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kemunculan varian Covid-19 baru, Delta.

Varian Delta pertama kali diidentifikasi muncul di India.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana, mengaku sudah jujur terkait Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pada pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca juga: Komika Adjis Doaibu Umumkan Positif Corona: Kebagian Juga Endorse Covid

Baca juga: Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 Bukan karena Klaster Mudik, IDI: Virus dari Luar Negeri Masuk

Dirangkum Tribunnews, inilah berita populer nasional yang dapat Anda simak:

1. Apa Itu Varian Delta?

Ilustrasi corona virus (Covid-19)
Ilustrasi corona virus (Covid-19) (shutterstock)

Kasus virus corona setiap harinya masih mengalami lonjakan yang tinggi.

Berita Rekomendasi

Baru-baru ini masyarakat juga dihebohkan dengan kemunculan Varian Delta.

Dikutip dari forbes.com, varian delta juga dikenal sebagai B.1.617.2, menjadi jenis baru dari virus corona Covid-19.

Varian Delta pertama kali diidentifikasi muncul di India, sifatnya mudah menular dan lebih berbahaya.

Risiko yang ditimbulkan dari varian delta tampaknya lebih mengerikan dari virus corona 19 pada umumnya.

Baca selengkapnya >>>

2. Kata Waketum MUI soal Pihak-pihak yang Menggoreng Isu Presiden 3 Periode

Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI), Anwar Abbas saat ditemui di Kantor Pusat MUI.
Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI), Anwar Abbas saat ditemui di Kantor Pusat MUI. (Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami)

Baca juga: Kritik Wacana Referendum Presiden Tiga Periode, HNW: Itu Juga Inkonstitusional

Baca juga: Deretan Tokoh yang Menolak Wacana Presiden 3 Periode, Ada Mahfud MD, Anwar Abbas dan Relawan PROJO

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, bicara soal isu 3 periode Presiden Joko Widodo yang dikeluarkan oleh sejumlah pihak.

Terlebih adanya relawan yang kemudian memasangkan Jokowi dengan Prabowo sebagai wakil presidennya pada 2024.

Dirinya mengatakan bahwa hal tersebut sah-sah saja sebab apa yang mereka rencanakan dilindungi Undang-Undang dan konstitusi.

"Kalau organisasi yang mereka dirikan itu bertujuan untuk menjadikan jokowi menjadi presiden bagi masa jabatannya yang ketiga ya sah-sah saja."

"Cuma sudah jelas hal itu pasti akan berbenturan dengan ketentuan yang ada," kata Anwar dalam keterangan yang diterima, Selasa (22/6/2021).

Baca selengkapnya >>>

3. Yandri Susanto Berharap Larangan Mudik Idul Adha Diberlakukan

Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto.
Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto. (Tribunnews.com, Chaerul Umam)

Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, menilai pemberlakukan larangan mudik pada saat Idul Fitri 2021 lalu, sudah cukup ketat.

Ia pun berharap, pemberlakukan dan pengecekan larangan mudik juga diberlakukan pada saat momen Idul Adha, mendatang.

Karena, adanya indikasi masyarakat melakukan mudik.

Baca juga: Empat Hakim Pengadilan Agama Bandung Terpapar Covid-19, Sidang Gugatan Cerai Aa Gym Tertunda

Baca juga: 27 Anak Buahnya Terpapar Covid-19, Bima Arya Tutup Balaikota Bogor hingga Sepekan ke Depan

Tentunya, ini untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang semakin tinggi, belakangan ini.

"Itu sudah dibuktikan sama pemerintah sudah ketat tapi sayang, ku pikir sangat bombastis kenaikannya (kasus Covid-19,red)," kata Yandri saat dihubungi Tribunnews, Senin (21/6/2021).

Baca selengkapnya >>>

4. Sosok Bung Karno Menurut Ketum PP Muhammadiyah

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir usai menghadiri prosesi pemakaman almarhum Bahtiar Effendy di Taman Pemakaman Umum (TPU) Lemperes Depok, Jawa Barat, Kamis (21/11/2019).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir usai menghadiri prosesi pemakaman almarhum Bahtiar Effendy di Taman Pemakaman Umum (TPU) Lemperes Depok, Jawa Barat, Kamis (21/11/2019). (Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com)

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan proklamator RI Soekarno atau Bung Karno merupakan sosok pemimpin yang cerdas.

Pemikiran Bung Karno, menurut Haedar, dapat melampaui tiap generasi.

"Kita belajar dari Bung Karno tentang sosok pemimpin yang cerdas, berilmu, berwawasan, dan bervisi kebangsaan yang melintas batas."

"Beliau gemar membaca dan visi kebangsaan yang melampaui zamannya," ucap Haedar dalam Haul 51 tahun Bung Karno yang digelar secara virtual, Senin (21/6/2021).

Bung Karno, bagi Haedar adalah seorang pembelajar yang selalu haus ilmu belajar kepada siapapun.

Baca selengkapnya >>>

5. Kepala BKN Mengaku Sudah Jujur soal TWK di KPK

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana saat konferensi pers di Komnas HAM RI Jakarta usai memberikan keterangan terkait pengaduan para pegawai KPK yang menduga ada proses pelanggaran HAM dalam proses TWK pada Selasa (22/6/2021).
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana saat konferensi pers di Komnas HAM RI Jakarta usai memberikan keterangan terkait pengaduan para pegawai KPK yang menduga ada proses pelanggaran HAM dalam proses TWK pada Selasa (22/6/2021). (Tribunnews.com/ Gita Irawan)

Baca juga: Komnas HAM Surati BAIS, BIN, dan BNPT untuk Minta Keterangan Terkait TWK Pegawai KPK

Baca juga: Kepala BKN Ungkap Metode Dalam TWK Pegawai KPK

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana, mengaku sudah menjawab sejujur-jujurnya terkait kronologi dan dinamika proses Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Komnas HAM RI.

Namun demikian, kata Bima, ia tidak bisa menyampaikan kepada publik lebih detil lagi karena merupakan rahasia.

Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Komnas HAM RI Jakarta usai memberikan keterangan terkait pengaduan para pegawai KPK yang menduga ada proses pelanggaran HAM dalam proses TWK, Selasa (22/6/2021).

"Jadi, itu sudah kami sampaikan semua termasuk kronologi dan dinamika dalam proses pelaksanaan TWK."

"Detailnya tidak bisa kami sampaikan karena itu rahasia dari percakapan dengan Komnas HAM," kata Bima.

Baca selengkapnya >>>

Baca berita populer lainnya

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas