Survei Kedaikopi: 59 Persen Masyarakat Tidak Setuju Pembelajaran Tatap Muka
Lembaga Survei Kedaikopi merilis hasil survei soal respon masyarakat terkait kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan diterapkan pada Juli
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Kedaikopi merilis hasil survei soal respon masyarakat terkait kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan diterapkan pada Juli mendatang.
Berdasarkan survei Kedaikopi, 59 persen responden menyatakan tidak setuju dengan penerapan PTM terbatas.
"Kita tanya apakah anda setuju jika sekolah mulai melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, dan ternyata 59 persen bilang tidak setuju, 41 persen bilang setuju atau respon ya," ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedaikopi Kunto Adi Wibowo secara daring, Kamis (24/6/2021).
Kedaikopi, kata Kunto, lalu mencoba menggali lebih dalam dengan mengklasifikasi responden yang menyatakan menerima atau menolak PTM terbatas.
Kunto mencoba mengklasifikasi berdasarkan zonasi daerah dengan risiko rendah, sedang, dan tinggi. Data zonasi risiko daerah didapatkan dari lama Satgas Covid-19.
"Kita coba cross step atau kita coba lihat jangan-jangan dari hasil ini mereka yang di daerah risikonya rendah akan lebih banyak setuju, mereka yang daerah risikonya dia akan lebih banyak tidak setuju," tutur Kunto.
Namun setelah dilakukan cross step ternyata hampir tidak ada korelasi antara zona Covid-19 dengan penentuan sikap soal sekolah tatap muka.
Responsen di wilayah dengan risiko penularan Covid-19 rendah yang setuju PTM terbatas 43 persen.
Baca juga: PTM Terbatas Bersifat Dinamis, Disesuaikan dengan Pemberlakuan PPKM Mikro Masing-masing Daerah
Sedangkan di wilayah penularan Covid-19 berisiko sedang yang setuju hanya 38,4 persen, yang tidak setuju 61,6 persen.
"Sedangkan yang di daerah resiko tinggi itu yang setuju hampir 42 persen yang tidak setuju 58 persen. Hanya selisih sedikit dengan yang risiko rendah sebenarnya," ucap Kunto.
Kunto menduga sikap ini diambil para responden karena waktu survei yang dilakukan pada tanggal 15-23 Juni, ketika kasus Covid-19 mulai naik secara eksponensial di beberapa daerah.
"Sehingga membuat orang semakin waspada orang mungkin semakin agak mempertimbangkan kembali keputusan mereka untuk pembelajaran tatap muka," jelas Kunto.
Seperti diketahui, survei ini dilakukan melalui telepon terhadap 1.062 responden dengan hanya satu pertanyaan saja.
Tingkat respon para responden sebesar 22,48 persen dari 4.724 data panel. Data ini diambil responden Kedaikopi sempat diwawancara secara tatap muka.