Corona Mengganas, HNW Desak Kemenag Maksimalkan Program untuk Santri dan Tokoh Agama
Kemenag diharapkan lebih maksimal dalam pelaksanaan program bantuan bagi santri, kiai, serta tokoh agama dari seluruh agama yang diakui di Indonesia,
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan Covid-19 yang makin menyebar dengan korban makin banyak dan varian baru yang makin berbahaya.
Karenanya, Hidayat mendesak agar Kementerian Agama lebih maksimal dalam pelaksanaan program bantuan bagi santri, kiai, serta tokoh agama dari seluruh agama yang diakui di Indonesia, agar selamat dari covid-19 beserta dampak-dampaknya.
Hal ini menyusul terjadinya lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang telah tembus dari 2 juta orang di mana angka kematian mencapai lebih dari 55 ribu orang, sebagian di antaranya merupakan santri, kiai, dan tokoh agama.
Baca juga: Permintaan Isi Ulang Gas Oksigen untuk Covid-19 Meningkat, Kemenperin Jamin Tak Ada Kelangkaan
Hidayat mendorong Kemenag untuk bersinergi dan menjalin kerjasama dengan Kementerian Kesehatan, serta Kemendagri dan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19, mengoptimalkan instansi vertikal di daerah untuk bersinergi dengan pemerintah daerah, dalam rangka meningkatkan cakupan bantuan dan vaksinasi bagi santri, kiai, serta tokoh agama.
"Santri, kiai, dan tokoh agama sebagai aset pendidikan moral dan keagamaan yang terbukti berperan besar dalam perjalanan pembangunan bangsa Indonesia, saat ini banyak yang terpapar bahkan meninggal akibat Covid-19. Sewajarnya bila Kementerian Agama lebih serius membantu mereka dengan betul-betul mengawal pelaksanaan program atasi covid-19 termasuk vaksinasi dan layanan kesehatan lainnya bagi mereka," kata Hidayat melalui keterangannya Jumat (25/6/2021).
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini mengingatkan bahwa paparan covid-19 di lingkungan santri dan tokoh agama cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, hingga Desember 2020 setidaknya hampir 5000 santri dan kiai positif Covid-19, sementara data Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU menyebutkan setidaknya sampai Januari 2021 sebanyak 333 kiai wafat selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Jenazah Pasien Covid-19 Diangkut Pakai Truk, Perajin Peti Jenazah Kewalahan
Selain itu banyak juga Ulama yang wafat dari Muhammadiyah maupun Ormas Islam lainnya.
Sementara itu Menteri Agama baru-baru ini mengeluarkan Surat Edaran yang tetap memperbolehkan pembelajaran tatap muka terbatas bagi madrasah di selain zona merah.
Padahal, zona oranye dan zona kuning juga memiliki tingkat risiko yang tak kalah tinggi, terlebih di tengah merebaknya varian baru Covid-19 yakni varian delta yang ditemukan lebih cepat menyebar.
Tetapi belum ada edaran khusus untuk Pondok Pesantren, para santri, kiai dan tokoh-tokoh agama.
Padahal kondisi mereka juga serupa dengan kondisi Madrasah dan Guru Madrasah, dan karenanya memerlukan advokasi yang serupa pula.
Baca juga: RSUD Bekasi dan Cibinong Bangun Tenda Darurat, RSUD Bogor Sulap Gudang Jadi Tempat Isolasi
“Oleh karena itu program mengatasi covid-19 termasuk vaksinasi, mestinya dilakukan tidak hanya bagi madrasah dengan guru dan muridnya, namun juga bagi para santri, siswa, kiai, dan tokoh agama, karena kondisi mereka yang serupa dengan Madrasah," ucapnya.
"Apalagi kiai, santri dan pesantren jumlah mereka lebih banyak dari Madrasah dan murid-muridnya, ditambah dengan fakta bahwa Pesantren, Kiai dan Santri mempunyai jasa besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan turut membantu Pemerintah dengan kontribusi nyata dalam pengamalan dan pengawalan Pancasila melalui kehidupan beragama, berpendidikan dan bermasyarakat," imbuhnya.