Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
'Ingat Menembak, Ingat Putu Danny'
Acara yang berlangsung Selasa (29/6/2021) siang, dipimpin langsung Danjen Kopassus, Mayjen TNI Mohamad Hasan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Melalui penamaan lapangan tembak dengan nama almarhum Putu Danny dimaksudkan Hasan sebagai upaya memberi kenangan keteladanan almarhum khususnya bagi keluarga besar Kopassus.
“Tidak banyak yang tahu, Sebagian besar hidup almarhum dihabiskan di palagan tugas operasi, baik di Timtim, Aceh, Poso, Papua, dan lain-lain. Banyak prestasi ditorehkan. Almarhum Putu Danny tidak banyak bicara, tetapi terus berkarya untuk keutuhan bangsa dan negara,” ujar Danjen Kopassus.
Upaya pengabadian nama Putu Danny juga sebagai simbol penghormatan sikap heroik dan dedikasi yang ditunjukkan almarhum sebagai patriot bayangkari negara. Ia mengabdikan jiwa raganya bagi bangsa dan negara, demi keutuhan NKRI.
“Tekad dan semangat beliau dalam menumpas KKB di Papua menunjukkan jiwa dan semangat nasionalisme, patriotisme, dan heroisme, rela berkorban jiwa dan raga. Saya harap, nilai-nilai kejuangan almarhum bisa terwariskan kepada generasi muda korps baret merah, baik di masa kini maupun di masa yang akan datang,” tegas Mayjen Hasan.
Salam Tembakan
Siang itu, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya turut memberi kata sambutan. Ia menyampaikan karakternya yang sama dengan Doni Monardo, yakni selalu turun ke lapangan tanpa basa-basi. “Saya selalu mengingatkan tujuh huruf yang ada pada kata KOMANDO. Maknanya harus terus ditanamkan kepada setiap jiwa prajurit Kopassus,” ujar lulusan Akmil 1981 itu.
Wisnu juga menegaskan, bahwa tidak ada yang hebat di muka bumi, kecuali prajurit yang terus berlatih. Di medan tugas, Kopassus tidak kenal menyerah. Bahkan ketika yang lain tidak mampu, Kopassus harus mampu. Untuk itulah setiap prajurit wajib berlatih dan terus berlatih. “Bahkan sampai sekarang, saya dan Pak Doni siap menjadi komandan cadangan jika diperlukan harus terjun ke palagan Papua,” ujar Wisnu bersemangat.
Kepada Danjen Kopassus Mayjen Mohamad Hasan, tak lupa Wisnu menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih. “Kita bangga dan berdoa, semoga tempat ini menjadi tempat berlatih untuk meningkatkan kualitas prajurit dalam keterampilan menembak. Semua jenis menembak,” tambahnya.
Wisnu bahkan punya kenangan khusus dengan almarhum Putu Danny. Jika keduanya berkomunikasi lewat telepon, salam yang mereka ucapkan sangat khas. Bukan selamat pagi, selamat siang, selamat malam atau om swastiastu, melainkan dengan suara tembakan. Benar, mereka saling menyuarakan suara tembakan dari mulutnya sebagai salam.
Inspirasi Putu Danny
Sementara itu, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo dalam sambutannya menyebut almarhum Putu Danny sebagai prajurit teladan yang sangat menginspirasi. Pemberian nama Putu Danny pada lapangan tembak Kopassus dinilai Doni sebagai bentuk penghargaan kepada yang berjasa.
Pola ini harus mengakar di kesatuan baret merah. Bahwa prestasi, dedikasi, dan semua pengorbanan oleh prajurit harus bisa diingat sepanjang waktu. Pergantian nama lapangan tembak dari Rama-Sinta menjadi Putu Danny, akan menginspirasi seluruh prajurit untuk memberi pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara.
Putu Danny, di mata Doni merupakan prajurit yang sudah menjejakkan kakinya di semua palagan penugasan operasi di Tanah Air. Bahkan Doni memuji almarhum sebagai prajurit dengan nyali yang sangat tinggi. “Terus terang, tidak banyak perwira yang punya keberanian seperti almarhum,” kata Doni, lulusan Akmil 1985.
Tak lupa Doni mengapresiasi langkah cepat Danjen Kopassus Mayjen Mohamad Hasan dalam pemberian nama pada lapangan tembak. Terlebih lapangan tembak itu terbilang legendaris. Sejak diresmikan di era Mayjen Wisnu, lalu direnovasi di era Doni Monardo, dan selama itu pula, Putu Danny siang-malam terlibat langsung penanganan setiap jengkal area lapangan tembak.