Syafruddin: Agama Solusi Permasalahan di Dunia
Semua agama yang ada di muka bumi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi umat manusia.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semua agama yang ada di muka bumi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi umat manusia.
Sebab agama bukanlah sebagai sumber masalah, justru solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Demikian dikatakan Ketua Yayasan Indonesia Damai Mengaji, Komjen (Purn) Syafruddin saat membuka acara Webinar Kerukunan Bergama dan Berbangsa Ditinjau Dari Alquran, Alkitab, Wedha, dan Tripitaka, Jumat (2/7/2021).
Diskusi menghadirkan tokoh-tokoh agama di Indonesia, antara lain Pdt Brigjen TNI (Purn) Harsanto Adi, Prof Menachem Ali, Wahyu Tri Wibowo, Biksu Nyanabandhu Shakya, Prof I Gede Itana, dan Ustaz Dasad Latif.
Menurut Syafruddin, saat datang masalah baru yang dihadapi umat beragama, yaitu pandemi Covid-19 yang meletakkan manusia di dalam suatu tatanan baru.
Selain itu, kemajuan teknologi pun menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini.
Baca juga: Menteri Agama Ajak Umat Terus Berdoa agar Pandemi Segera Berakhir
“Hal ini menjadi tantangan umat beragama untuk dapat fokus di dalamnya dan menemukan solusi. Ilmu dan teknologi jika tidak kita hadapi dengan pikiran jernih maka akan menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti masalah konflik fisik,” ujar Syafruddin dalam keterangan yang diterima.
Ia mengatakan, ulama dan tokoh-tokoh agama harus menjadi panutan dan menyampaikan pencerahan kepada umatnya masing-masing.
"Bagaimana menjadikan agama sebagai solusi masalah apapun di muka bumi ini," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof I Gede Itana mengatakan dalam agama Hindu terdapat dua tugas utama yaitu Dharma agama dan Dharma Negara.
Keduanya tidak boleh dikotomikan, melainkan harus berjalan seiringan.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Kementerian Agama Terbitkan Surat Edaran dengan 7 Poin Ini
Dia juga mengatakan, dalam kitab-kitab weda, jelas sekali toleransi dan penghargaan kepada orang lain apapun kepercayaannya.
Hal tersebut menurutnya sebagai hal yang sangat mendasar.
"Bisa dilihat pada candi dan pura Hindu, pasti ada sesembahan dewa selain Hindu sebagai tanda sebagai agama yang sangat penuh toleransi. Pada agama hindu, kami tidak pernah memerekakan pemeluk agama lain. Melainkan kekitaan. Kami memanggil saudara muslim kami dengan sebutan saudara kita yang Istilahnya disebut nyame. Kami memanggil nyame Islam," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.