SOSOK Harmoko Pernah Meminta Soeharto Lengser dari Jabatan, hingga Kejadian Patahnya Palu Sidang
Menteri era orde baru Harmoko telah meninggal dunia pada hari ini, Minggu (4/7/2021). Harmoko meninggal dunia malam hari sekira pukul 20.22 WIB.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Menteri era orde baru Harmoko telah meninggal dunia pada hari ini, Minggu (4/7/2021).
Harmoko meninggal dunia malam hari sekitar pukul 20.22 WIB.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bapak H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah. Aamiin," demikian pesan yang diperoleh Tribunnews.com, Minggu (4/7/2021).
Seperti diketahui Harmoko merupakan eks Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie.
Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.
Baca juga: Mantan Menteri Penerangan Era Orde Baru Harmoko Wafat di RSPAD Gatot Soebroto
Diambil dari Wikipedia, pria kelahiran Nganjuk 7 Februari 1939 ini meninggal dunia pada usia 82 tahun.
Dirinya pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPP Golkar, hingga seorang pencetus istilah "Temu Kader".
Sosok yang Lekat dengan Perjalanan Soeharto sebagai Presiden RI
Saat menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 dirinya mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7.
Namun dua bulan kemudian Harmoko pula meminta Soeharto untuk turun dari jabatan.
Momen itu juga diwarnai dengan gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi.
Dikutip dari Kompas.com, pengangkatan kembali Soeharto saat itu sebagai Presiden RI ditandai dengan adanya Sidang Paripura ke-V pada 11 Maret 1998.
Namun ada kejadian langka terjadi, yakni saat patahnya palu sidang.
Baca juga: Profil Harmoko Menteri Penerangan era Orde Baru yang Meninggal, Sosok yang Minta Soeharto Mundur
"Begitu palu sidang saya ketukkan, meleset, bagian kepalanya patah, kemudian terlempar ke depan...," ungkap Ketua DPR-MPR periode 1997-1999 Harmoko dalam buku Berhentinya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Harmoko.