Fadli Zon Kritik Luhut soal WNA Boleh Masuk ke Indonesia saat PPKM Darurat: Arogansi Kekuasaan
Fadli Zon kritik Menko Marinves Luhut soal penjelasan dari kebijakan WNA yang boleh masuk ke Indonesia saat PPKM darurat: Arogansi Kekuasaan.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Pandjaitan memberikan penjelasannya soal kebijakan yang memperbolehkan Warga Negara Asing (WNA) masuk saat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PPKM) darurat diterapkan.
Menurutnya, tidak ada yang aneh dari pengambilan keputusan WNA boleh masuk ke Indonesia dalam masa PPKM darurat.
Ia juga meminta agar orang-orang tak perlu mempermasalahkan hal ini.
"Kita lihat dari hasil studinya dari negara yang kita anggap cukup baik, kita berikan delapan hari (karantina)."
"Jadi, sebenernya enggak ada yang aneh. Kalau ada yang asal ngomong, enggak ngerti masalahnya jangan terlalu cepat ngomong," kata Luhut dalam konferensi persnya, Selasa (6/7/2021).
Baca juga: Soal Aturan WNA Boleh Masuk saat PPKM Darurat Diterapkan, Luhut: Enggak Ada yang Aneh
Menanggapi hal itu, Politisi Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik penjelasan Luhut.
Fadli Zon menyebut pernyataan Luhut itu sebagai bentuk arogansi kekuasaan.
Ia menilai, apa yang disampaikan Luhut dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
"Inilah contoh arogansi kekuasaan yg dipertontonkan di tengah kedaruratan."
"Ini pula yang mereduksi kepercayaan rakyat pada pemerintah," ucap Fadli Zon melalui akun Twitter-nya, @fadlizon, Selasa (6/7/2021).
Baca juga: 90 Persen Kasus Covid-19 di Jakarta Didominasi oleh Varian Delta, Luhut: Kita Harus Bekerja Sama
Fadli Zon bahkan menyinggung polemik kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) China di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
"Mobilitas rakyat dibatasi ketat bahkan dg kendaraan militer, TKA dari China masih bisa melenggang," tuturnya.
Diketahui sebelumnya, beredar kabar puluhan TKA China masuk SulawesI Selatan (Sulsel) melalui Bandara Udara Hasanuddin Makassar.
Pihak bandara dan Dinas Tenaga Kerja Sulsel mengonfirmasikan kebenaran datangnya TKA China tersebut.
Ternyata puluhan TKA China itu akan bekerja di Kabupaten Bantaeng, Sulsel.
Berikut fakta-faktanya seperti dikutip dari Tribun Timur, Senin (5/7/2021) :
1. Penjelasan Dinas Tenaga Kerja
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Selatan, Andi Darmawan Bintang mengakui adanya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang masuk ke Sulsel.
Andi Darmawan mengaku telah mendapat laporan tersebut, Sabtu (3/7/2021) lalu.
Karena itu, ia mengirim tim untuk melalukan identifikasi langsung.
"Sekarang saya kirim stafku di sana untuk identifikasi, mereka mencari langsung dan melakukan pemeriksaan di sana," ucap Darmawan Bintang saat dihubungi Tribun-timur.com, Minggu (4/7/2021).
2. Tempat TKA China bekerja
Kata Darmawan 20 TKA asal China itu merupakan pekerja PT Huadi Nickel Alloy Indonesia.
PT Huadi Nickel Alloy Indonesia merupakan industri pengolahan dan pemurnian mineral nikel di Kabupaten Bantaeng.
"Dia punya smelter di sana, di Kawasan Industri Bantaeng," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang didapat Darmawan, para TKA tersebut telah menjalani isolasi di Jakarta.
Mereka masuk ke Sulsel menggunakan penerbangan domestik.
Hanya saja, untuk mencari tahu kebenarannya, tim Disnakertrans Sulsel tetap melalukan pemeriksaan di lapangan.
"Itu belum bisa saya pastikan apakah betul diisolasi di sana (Jakarta) makanya kita mau cari tahu, besok baru ada hasilnya," paparnya.
3. Tiba 3 Juli Malam
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 20 TKA asal China tersebut tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Mereka tiba Sabtu (3/7/2021) malam saat pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat Jawa Bali.
Kepala Divisi Imigrasi wilayah Sulawesi Selatan, Dodi Karnida yang dikonfirmasi, Minggu (4/7/2021) mengaku pihaknya belum mendapatkan laporan terkait kedatangan 20 TKA asal China di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.
"Saya belum dapat kabar. Sebab tidak dibuka untuk penerbangan internasional di Bandara Sultan Hasanuddin," katanya.
Dodi meyakini 20 TKA China tersebut sudah menjalani karantina di Jakarta.
Ia pun mengaku TKA tetap bisa masuk ke Indonesia, jika sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) untuk ditempatkan bekerja di proyek strategis nasional.
4. Penjelasan Angkasa Pura
Stakeholder Relationship Angkasa Pura Iwan Risdianto, membenarkan adanya TKA yang mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
"Memang benar ada total 20 orang TKA," ucapnya saat dihubungi via WhatsApp oleh tribunmaros.com, Minggu malam.
TKA tersebut, kata Iwan, memasuki bandara menggunakan penerbangan domestik.
"TKA yang masuk di bandara Sultan Hasanuddin bukan penumpang penerbangan internasional namun penerbangan domestik," ucapnya.
Tak hanya itu ia juga menjelaskan hingga saat ini bandara belum membuka penerbangan Internasional.
"Hingga saat ini Sultan Hasanuddin belum membuka penerbangan ke dan dari luar negeri. Sebab masih mempertimbangkan pandemi yang terjadi," tambahnya.
Sebelum mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, TKA tersebut telah dipastikan bebas Covid-19.
"Sekitar 20 orang TKA tersebut, sudah melakukan pemeriksaan swab dan karantina di Jakarta sebelum ke Makassar," tutupnya.
5. Tiba dengan Citilink
Dari informasi yang dihimpun, sekitar pukul 20.10 Wita, bertempat di SHIAM telah tiba 20 orang TKA asal Tiongkok dengan menggunakan pesawat Citilink QG-426 dari Jakarta.
Kedatangannya disebut-sebut dalam rangka kontrak kerja/karyawan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia di Kabupaten Bantaeng Sulsel.
Dari informasi yang didapatkan pukul 20.18 Wita pesawat Citilink QG-426 landing di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, selanjutnya menuju apron No. R34 untuk proses parkir.
Pukul 20.32 Wita 20 orang TKA WN Tiongkok tiba di terminal kedatangan, lalu menuju parkiran umum kedatangan.
Pukul 20.43 Wita 20 orang WN Tiongkok meninggalkan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin menuju PT Huadi Nickel di Bantaeng menggunakan Bus Pariwisata nopol DD 7624 AC dengan aman dan lancar.
6. Reaksi DPRD Sulsel
Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif bereaksi keras atas kedatangan puluhan Tenaga Kerja Asing (TKA) dari Tiongkok ke Sulawaesi Selatan.
Legislator fraksi Partai Nasdem itu mempertanyakan peran dan kinerja Imigrasi sehingga TKA itu bisa masuk ke Sulsel.
Apalagi pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih melanda negeri.
"Tidak ada gunanya itu imigrasi yang ada di bandara," kata Syahar kepada wartawan Minggu (4/7/2021) malam.
Syahar mengatakan, kedatangan 20 TKA asal China itu mengkhianati komitmen dan kepatuhan warga Sulsel tidak mudik pada Idulfitri 1441 hijriah lalu.
Menurutnya, kedatangan 20 TKA China itu menimbulkan kesan bahwa pemerintah pilih kasih.
Melarang warga Sulsel pulang mudik idulfitri 1441 bertemu keluarga di momen lebaran, namun membiarkan warga luar datang ke Sulsel.
"Mudah-mudahan kedatangan 20 TKA itu tidak menimbulkan penyebaran Covid-19 baru di Sulsel. Apalagi kita sedang berjuang melawan covid-19 selama satu tahun lebih ini," tegas Syahar.
7. Penjelasan Imigrasi
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Makassar, Agus Winarto mengaku sudah mendapatkan informasi sebelum kedatangan 20 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok yang masuk ke Bandara Sultan Hasanuddin, Sabtu (3/7/2021) lalu.
"Jadi tiga hari sebelum kedatangan 20 TKA China itu, kita sudah mendapat informasi," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Makassar, Agus Winarto saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (5/7/2021) siang.
Hanya saja, lanjut Agus Winarto, langkah-langkah keimigrasian seperti pembuatan paspor dan lain-lain sudah dilakukan pihak Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta.
"Makanya kami di sini sisa memonitor atau memantau saja kedatangan mereka. Jadi kita sudah monitor mulai dari rencana kedatangannya dan pas tiga," kata Agus Winarto.
Selain itu, lanjut Agus, kedatangan 20 TKA itu telah mematuhi protokol kesehatan.
"Jadi mereka di Jakarta sudah dikarantina selama lima hari saat tiba dari asal negara mereka, karantina lima hari itu yang dipersyaratkan sebelumnya," ujarnya.
Baca berita seputar Virus Corona lainnya
(Tribunnews.com/Shella Latifa)(Tribun Timur)