Tanggapi Spekulasi Dokter Lois Soal Covid-19, Epidemiolog Beberkan Hal Ini
Dicky menyebut riset ini bisa dilakukan jika memang diperlukan pembuktian secara ilmiah dari sisi forensik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Sehingga ini yang bisa membuat fatal kondisi mereka yang terinfeksi Covid-19 jika organ parunya yang terkena serangan.
"Kenapa saya bilang 100 persen terdeteksi di paru ? yang terinfeksi pertama dan yang juga membuat fatal berarti di organ paru," tutur Dicky.
Sementara untuk organ vital kedua yang paling banyak terserang selain paru adalah ginjal.
Tidak hanya itu, pada kasus lainnya, Covid-19 juga menyerang organ lain yang tidak kalah penting yakni otak dan beberapa organ tubuh lainnya.
"Karena untuk organ-organ lainnya bervariasi, ada yang di ginjal, jadi organ kedua itu ya pada ginjal banyak terdeteksi, (kasus) yang lainnya bervariasi, ada yang di otak, ada yang di organ-organ lain," jelas Dicky.
Terkait spekulasi Dokter Lois yang menyebut kematian pasien Covid-19 bukan karena virus tersebut melainkan interaksi obat, Dicky pun menepis dugaan itu.
Ia memaparkan bahwa kondisi umum yang terjadi pada pasien Covid-19 yang mengalami kematian adalah karena adanya kegagalan pada fungsi organ parunya.
Saat terinfeksi virus ini, pasien biasanya akan mengalami serangan pada organ parunya, di mana ia mungkin akan mengalami kegagalan dalam melakukan penyerapan (absorpsi) oksigen.
Selain itu, ada pula gangguan lainnya yang umumnya dialami, yakni seperti adanya penyumbatan pembuluh darah pada paru-paru.
"Nah kemudian penyebab kematiannya itu umumnya karena adanya kegagalan organ paru, karena gagal dalam mengabsorp (menyerap) oksigen dan disertai adanya pembuluh darah yang di paru itu ada seperti kalau stroke itu ada sumbatan, ya ada seperti itu," kata Dicky.
Sehingga kerusakan pada fungsi organ parunya inilah yang mungkin saja membuat pasien yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala berat ini tidak bisa bernafas.
Oleh karena itu, ia membantah spekulasi Dokter Lois yang menyatakan bahwa kematian pasien yang dirawat di rumah sakit disebabkan interaksi obat.
"Jadi orang itu nggak bisa nafas dan terjadi kerusakan, damage yang berat di organ paru, dan itu tidak ada kaitan atau tidak berkaitan dengan interaksi obat," tegas Dicky.
Menurut Dicky, mungkin saja memang ada obat yang memiliki efek samping, namun hanya bersifat gangguan saja, tidak menyebabkan kematian.
"Kalau obat-obat yang misalnya dikonsumsi saat ini, kalaupun ada misalnya efek samping ya ke lambung, memang ada efek sampingnya, misalnya fungsi livernya jadi sedikit terganggu, tapi tidak menyebabkan kematian," pungkas Dicky.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.