Lusius Pontang-Panting Cari Tabung Oksigen Selamatkan Ibunya yang Kena Happy Hipoxia
Kebutuhan tabung oksigen meningkat seiring melonjaknya jumlah masyarakat positif Covid-19.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Novry, mencoba mencari tabung oksigen 2m3 dua unit. Ia mencarinya secara daring. Lalu ia menemukan salah satu toko online, Apotek AM (inisial).
"Satu unitnya Rp 3,85 juta. Beli dua plus ongkir totalnya jadi Rp 7,8 juta. Itu buat nyokap dan nenek yang positif dan oksigennya rencah," ceritanya.
Novry merasa frustasi lantaran tak kunjung dapat setelah menelepon sana-sini untuk mencari oksigen. Setelah memesan dari Apotek AM, ia pun menghubungi penjual.
"Setelah saya tanya sana-sini ternyata nomor saya diblok sehingga si penjual itu tidak bisa dihubungi lagi," katanya.
Novry langsung membuat postingan, berupa bukti penipuan dan transaksi pembelian. Ia berharap penipu ditangkap, dan tak ada lagi korban di saat kesulitan.
"Di situasi sulit, justru ada orang yang melakukan penipuan demi memperoleh keuntungan. Sungguh tidak manusiawi," tuturnya.
Impor 50 Ribu Oksigen Konsentrator
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah memutuskan untuk impor 50.000 oksigen konsentrator guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Ia mengatakan, nantinya alat tersebut akan dipinjamkan ke rumah-rumah warga yang terdapat pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Sehingga, akan mengurangi ketergantungan pada oksigen likuid.
"Presiden telah setuju akan impor 50.000 oksigen konsentrator, sehingga mengurangi oksigen likuid," ujarnya.
Oksigen konsentrator merupakan perawatan terapi oksigen yang dihubungkan ke stop kontak listrik. Alat ini menarik udara dari ruangan, menghilangkan nitrogen dan kotoran di dalamnya sehingga pasien mendapatkan oksigen murni.
Luhut mengatakan, sebagian oksigen konsentrator telah tiba di Indonesia. Di antaranya berasal dari pesanan pemerintah dari Singapura.
"Sekarang kita punya beberapa ribu, mungkin mendekati 10.000, itu kita bagikan untuk digunakan pada kasus-kasus (Covid-19) ringan, dan itu akan kit a pinjamkan ke rumah-rumah," jelas Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali itu.
Satu unit oksigen konsentrator memiliki kapasitas mencapai 5 liter per menit sehingga bisa digunakan setidaknya selama 5 hari.
Setelah digunakan maka bisa dikembalikan untuk digunakan ke pihak yang membutuhkan lainnya. Rencananya, setelah pandemi, maka oksigen konsentrator tersebut pun akan dihibahkan ke rumah sakit-rumah sakit. (tribun network/denis destryawan)