1.205 Pasien Covid-19 di Indonesia Meninggal dalam 2 Hari Terakhir, Pasien Sembuh 28.079 Orang
Jumlah orang yang terjangkit Virus Corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah orang yang terjangkit Virus Corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga Jumat (16/7/2021) pukul 12.00 WIB terdapat penambahan 54.000 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Ini merupakan hari ketiga kasus baru Covid-19 di Tanah Air melewati angka 50.000.
Dengan demikian, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 kini berjumlah 2.780.803 orang terhitung dari Maret 2020.
Informasi tersebut disampaikan Satgas Covid-19 kepada wartawan pada Jumat sore.
Data juga bisa diakses melalui laman covid19.go.id yang diperbaharui setiap sore.
Baca juga: Pemerintah Tambah 2.000 Tempat Tidur Perawatan untuk Pasien Covid-19 Gejala Sedang
Pasien meninggal
Dalam periode yang sama terlihat masih ada penambahan pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Dalam periode 15-16 Juli tercatat ada 1.205 orang pasien yang meninggal dunia setelah terjangkit Covid-19.
Dengan demikian, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 71.397 orang.
Pasien sembuh
Data yang sama juga menunjukkan ada penambahan pasien sembuh sebanyak 28.079 orang.
Sehingga jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 kini berjumlah 2.204.491 orang.
Kasus aktif
Berdasarkan pembaruan data tersebut, maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini tercatat ada 504.915 orang.
Kasus aktif adalah jumlah pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Jumlah kasus aktif bertambah 24.716 pasien dibanding sehari sebelumnya.
Selain itu, jumlah suspek Covid-19 di Indonesia mencapai 226.551 orang.
Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sudah ada di 510 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh provinsi di Tanah Air.
Ini berarti penularan virus corona sudah tersebar di lebih dari 99 persen wilayah Indonesia.
Strategi pemerintah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah.
Diketahui, kasus harian positif Covid-19 di Indonesia setiap harinya terus memecahkan rekor.
Kamis (15/7/2021) kemarin kasus baru mencapai 56.757, memecahkan rekor hari sebelumnya sebanyak 54.517 kasus per hari.
Tsunami kasus corona yang melanda Indonesia saat ini tak lepas dari peran varian delta yang begitu cepat menyebar dan menjangkiti warga.
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kondisi saat ini berbeda dengan masa PSBB dan PPKM mikro.
Kini hampir semua wilayah di Jawa didominasi virus Corona varian Delta.
"Anda bisa lihat PSBB 1, PSBB 2, PPKM kabupaten/kota, PPKM mikro, semua relatif sebenarnya naik tetapi masih terkendali. Tetapi begitu masuk varian Delta, peningkatan kasus Covid-19 didominasi oleh varian Delta,” kata Luhut dalam siaran persnya, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: Kasus Covid Dunia Meningkat, Ketua Komisi I Meminta Seluruh KBRI Siaga
Luhut mengatakan, pemerintah sudah merancang strategi penanganan Covid-19 jika menghadapi skenario terburuk penambahan kasus hingga 100 ribu kasus per hari.
Berbagai sarana dan prasarana disiapkan sedini mungkin sebelum kemungkinan terburuk itu terjadi.
Mulai dari oksigen, kesiapan tempat tidur, hingga fasilitas bagi warga yang menjalani isolasi mandiri.
Meski demikian, pemerintah tak berharap Indonesia mengalami skenario terburuk itu.
"Kita tidak berharap sampai ke 100 ribu, tapi itu pun kami sudah rancang sekarang kalau sampai terjadi ke sana," kata Luhut.
Baca juga: Hasil Riset : Sejak Pandemi Covid-19, 79 Persen Masyarakat Ubah Pola Hidup Jadi Lebih Sehat
Luhut menyampaikan pemerintah akan menjalankan skenario 60 ribu kasus sehari dalam waktu dekat.
Ia pun memaparkan respons kesehatan yang saat ini dijalankan dengan skenario 60 ribu orang terinfeksi dalam sehari.
Di antaranya pemerintah sudah menyiapkan rumah sakit untuk menghadapi lonjakan jumlah pasien.
Pemerintah juga meminta setiap rumah sakit mengalokasikan 40 persen tempat tidurnya untuk pasien Covid-19.
Selain itu, pemerintah juga mengubah sejumlah gedung, seperti rumah susun, menjadi rumah sakit darurat.
Pemerintah juga akan menggunakan seluruh fasilitas kesehatan TNI-Polri untuk merawat pasien Covid-19.
Pemerintah juga sudah memerintahkan TNI-Polri mendirikan rumah sakit lapangan.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Tertunda, Menteri Jepang Taro Kono Minta Maaf
Pemerintah pun meminta gedung-gedung pemerintahan digunakan untuk pusat isolasi.
Berbagai kantor pemerintah dialihkan menjadi tempat isolasi dan RS Darurat Covid-19, seperti Asrama Haji Pondok Gede.
Luhut mengatakan, setiap kementerian dan lembaga diperintahkan Presiden Jokowi menyiapkan tempat isolasi pasien Covid-19. Ini untuk mengantisipasi jumlah pasien yang makin melonjak.
"Presiden perintahkan semua kementerian/lembaga harus punya masing-masing tempat isolasi sendiri (untuk pasien gejala) yang ringan sehingga tidak membebani lagi ke pusat," ujarnya.
Sejauh ini kata Luhut penambahan tempat tidur mencapai 40 persen.
Penambahan ini dengan mengalihkan fungsi sejumlah rusun hingga bantuan layanan kesehatan dari TNI-Polri.
"Rusun Nagrak kita konvensi jadi RS, kemudian Asrama Haji Pondok Gede 900 tempat tidur, Gedung Arafah (Kemenag), RS Tanjung Duren dengan 500 tempat tidur," urainya.
"Peningkatan kapasitas RS dan pelayanan kesehatan TNI-Polri dengan penambahan 2 ribu tempat tidur di Jawa-Bali," ucapnya.
Baca juga: Luhut Bicara soal Perpanjangan PPKM Darurat serta Skenario Terburuk jika Kasus Covid Tembus 100 Ribu
Perintah Jokowi agar setiap kementerian/lembaga menyiapkan tempat isolasi pasien Covid-19 juga sudah mulai dijalankan sejumlah instansi.
Seperti yang diupayakan Menhan Prabowo Subianto. Prabowo menyiapkan rumah sakit satelit RS Dr Suyoto untuk ikut menampung pasien Covdi-19 bergejala sedang.
Kemudian juga mengalihkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pertahanan (Pusdiklat Jemenhan Badiklat Kemhan) dan Pusdiklat Bahasa (Pusbahasa) Badiklat Kemhan di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Dua lokasi ini disiapkan jika RS Dr Suyoto sudah penuh.
Upaya lainnya adalah menambah tenaga kesehatan.
Luhut menyampaikan ada 20 ribu lebih perawat yang akan dilatih dalam beberapa hari, baru dipekerjakan.
Selain itu, tenaga dokter juga akan direkrut sebanyak 2.000 orang yang baru lulus dan akan dilatih.
“Semua data menunjukkan kami on the right track,” kata dia.
Sumber: Kompas.com/Tribun Jakarta/Tribunnews.com