Api Berkobar, Hendrik Terbakar Hidup-hidup di Dalam Rukonya Saat Rusuh Massa di Dogiyai Papua
Para perusuh yang tak dikenal menyasar pemukiman warga pendatang dan melakukan aksi perusakan, penganiayaan dan pembakaran.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Malang nian nasib Hendrik Simatupang. Pria perantau asal Sumatera Utara, ini tewas terbakar di ruko miliknya saat terjadi aksi perusakan massa disertai pembakaran di Kampung Ikebo, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai, Papua, Kamis (16/7/2021) malam.
Sejumlah warga pendatang lainnya juga mengalami luka. Misalnya sepertin yang dialami Ester Paruka. Dia mengalami luka panah pada bagian bawah ketiak sebelah kiri.
Dalam aksi rusuh yang dipicu provokasi ini sebanyak 13 rumah, dan 19 kios beserta isinya hangus terbakar.
Para perusuh yang tak dikenal menyasar pemukiman warga pendatang dan melakukan aksi perusakan, penganiayaan dan pembakaran.
Informasi yang dihimpun Tribun-Papua.com menyebutkan, pengerusakan disertai pembakaran tersebut dipicu sekelompok orang mabuk minuman keras (Miras) di Runway Bandara Moanemani, Kamis (15/7/2021) sore.
Baca juga: KRONOLOGI Massa Bakar 32 Rumah dan Kios di Dogiyai, Berawal Pesta Miras, 1 Orang Tewas
Mereka tak terima ditegur dan diminta keluar area bandara oleh petugas keamanan dari anggota pos Satgas Paskhas.
"Berselang 20 menit, sekitar 20 orang warga yang diprovokasi membawa panah, parang dan batu, mendatangi runway dan langsung mengeroyok lima personil satgas Paskhas TNI AU," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, Jumat (16/7/2021) malam.
Baca juga: Sopir Truk Tewas Diamuk Massa di Kabupaten Dogiyai, 7 Polisi Diperiksa Propam
Meredam situasi, personel Satgas Paskhas pun memberikan tembakan peringatan, lalu warga melarikan diri.
Hanya, dua dari anggota Paskhas TNI AU mengalami luka sobek dan lukas serius pada bagian kepala, lalu dilarikan ke unit pelayanan RSUD setempat.
Kedua korban; Didik Prayudi terkena pukulan batu di bagian kepala, dan Atok Tri Utomo terkena parang.
Akibat provokasi, massa berjumlah lebih besar berkumpul di tempat berbeda, tepatnya di Ekimanida, Distrik Kamuu, sekitar pukul 20.49 WIT.
Massa lalu membakar bengkel dan warung bakso milik Iwan, menyusul puluhan rumah dan kios milik perantau lainnya.
Akibatnya, warga pendatang lainnya yang tak tahu apa-apa, ketakutan. Mereka kemudian lari dan mengungsi ke pos keamanan terdekat.
Ironisnya, massa melakukan penjarahan terhadap isi pertokoan dan bahan bangunan, hingga Jumat (16/7/2021) pagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.