Hasto: Kita Heboh Karena Peringatan Joe Biden, Padahal Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015
Peluncuran ini dilakukan di tengah kehebohan publik atas peringatan dari Presiden AS Joe Biden yang memperingatkan potensi tenggelamnya Jakarta akibat
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - DPP PDI Perjuangan (PDIP) melakukan launching Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi.
Peluncuran ini dilakukan di tengah kehebohan publik atas peringatan dari Presiden AS Joe Biden yang memperingatkan potensi tenggelamnya Jakarta akibat perubahan iklim global.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa sebenarnya peringatan untuk DKI Jakarta sudah sejak beberapa tahun lalu terus disuarakan oleh Ketua Umum PDIP yang juga Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri.
"Kemarin ketika Joe Biden prediksi Jakarta akan tenggelam tiba-tiba semua ribut. Padahal dari kronologis, Ibu Mega sejak awal sudah ingatkan hal itu," kata Hasto Kristiyanto, saat launching acara yang digelar secara virtual dari Kantor Pusat Partai di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (4/8/2021).
Di acara itu, hadir Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Hasto, beserta jajaran DPP PDIP lainnya. Seperti Djarot Saiful Hidayat, Komarudin Watubun, Ribka Tjiptaning, Sadarestuwati, dan Sukur Nababan. Secara virtual hadir Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Sri Rahayu, Utut Adianto, Hamka Haq, Rudianto Tjen, Ahmad Basarah, Yanti Sukamdani, dan Yasonna Laoly.
Turut hadir Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan Kepala BNPP Marsekal Madya Henri Alfiandi
Kembali ke Hasto, dia mengatakan atas arahan Megawati, DPP PDIP sudah mengirim surat resmi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Isinya mengingatkan agar Jakarta bersiap-siap ketika ada bencana yang datang. Dan kita harus melakukan mitigasi karena kita berada di wilayah cincin api (ring of fire) Pasifik.
Hasto mengingatkan, pada 2015, Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP melaksanakan pelatihan bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang dikenal juga sebagai Basarnas.
Saat itu, Megawati meminta agar PDIP membangun batalion khusus yang siap turun ke wilayah bencana, dan bekerja tanpa memperhatikan latar belakang pilihan politik masyarakat terdampak.
Selain itu, Megawati sampai menyampaikan persetujuan pemindahan ibukota. Alasannya, karena Jakarta tak terlihat menyiapkan perencanaan dan persiapan mitigasi bangunan dan berbagai upaya penanggulangan bencana.
Pada 2018, Megawati mengkhawatirkan wilayah DKI Jakarta yang tidak serta-merta aman dari bencana. Apalagi letak Jakarta tak jauh dari Selat Sunda, tempat Gunung Krakatau yang dikenal aktif. Jakarta juga punya banyak gedung tinggi yang harus dipastikan memiliki sistem anti gempa.
Pada 2019, kembali Megawati mengingatkan bahwa Jakarta dibayangi oleh gempa megathrust.
"Inilah bukti kronologis bagaimana Ibu Mega menaruh perhatian besar. Inilah tacit knowledge kepemimpinan strategis beliau. Tak Heran Unhan memberi gelar profesor kepada Ibu Mega. Karena kepemimpinan beliau visioner dan strategis," urai Hasto.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Kamis, 5 Agustus 2021: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di 20 Wilayah