Pengamat Politik: Dibandingkan Puan Maharani, Baliho Airlangga Hartarto Lebih Bisa Diterima Publik
Soal baliho, dalam catatan Indonesia Political Opinion (IPO), respons negatif justru banyak diterima Puan Maharani ketimbang Airlangga Hartarto.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ramainya baliho sejumlah ketua umum partai belakangan ramai diperbincangkan masyarakat, terutama baliho yang menampilkan profil Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Namun, dalam catatan Indonesia Political Opinion (IPO), respons negatif justru banyak diterima Puan Maharani ketimbang Airlangga Hartarto.
Baca juga: Banyak Baliho Puan Maharani Terpasang di Solo, Gibran: Ada Instruksi dari Partai
Penyebabnya, menurut Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, kinerja Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian serta Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) langsung dirasakan masyarakat.
Dalam beragam kebijakan partai, pada contoh lain, Airlangga juga memberikan dampak positif kepada masyarakat, semisal penyelenggaraan vaksin massal dan pembentukan Yellow Clinic demi mendukung penanganan pandemi.
Baca juga: Marak Baliho Elite Politik, Pengamat: Itu Cara Mencari Popularitas Sesaat
Sebaliknya, Dedi menilai Puan sebagai Ketua DPR RI tak terlalu menonjol dan terlihat kinerjanya untuk kepentingan masyarakat.
"Faktor kinerja yang menjadi pembeda, dan kemudian membuat baliho Airlangga lebih diterima publik. Kerja Airlangga, terutama program ekonomi, berhasil dan berdampak langsung ke masyarakat,” kata Dedi kepada wartawan, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Baliho AHY Dikritik Abdillah Toha, Ini Tanggapan Partai Demokrat
Selain itu, Dedi menilai pesan yang ditampilkan dalam baliho Airlangga juga tegas dan bermakna, yakni Kerja untuk Indonesia.
"Ini semacam penegasan dari apa yang sudah dia (Airlangga) lakukan,” ujar Dedi.
Sebaliknya, masyarakat seperti tak menangkap apa yang coba diungkapkan Puan dalam balihonya, yakni Kepak Sayap Kebinekaan.
Pada contoh lain, Dedi melihat sebaran baliho Airlangga yang dilakukan oleh kader Partai Golkar menjadi bentuk aspirasi soliditas partai. Kondisi ini akan berbeda jika promosi yang dilakukan dengan cara dipaksakan.
“Promosi Airlangga sah saja dan bagus untuk menginformasikan kinerjanya sepanjang bersama pemerintah. Ini agar popularitasnya sebagai tokoh utama Golkar sejalan dengan prestasinya selama ini,” kata Dedi.
Sebagai ketua umum, Dedi menilai Airlangga merupakan tokoh potensial untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Karenanya, upaya kader partai untuk mengenalkan Airlangga melalui media luar ruang sejalan dengan tujuan popularitas.
“Airlangga sudah membuktikan keberhasilan kerjanya, tinggal bagaimana Golkar mengonversi hasil kerja tersebut menjadi popularitas, dan baliho ini hanya salah satunya,” pungkas Dedi.