Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rektor PTN dan PTS ke Menko Polhukam: Benahi Komunikasi Publik Covid-19 

Pimpinan perguruan tinggi minta pemerintah menata komunikasi publik penanganan covid 19 agar tidak melahirkan persepsi yang berbeda di masyarakat.

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Rektor PTN dan PTS ke Menko Polhukam: Benahi Komunikasi Publik Covid-19 
Istimewa
Sejumlah pimpinan perguruan tinggi menyampaikan masukan kepada Mahfud MD, agar sebaiknya pemerintah menata komunikasi publik penanganan covid 19 agar tidak melahirkan persepsi yang berbeda di masyarakat. Hal ini mengemuka saat Menko Mahfud MD bersama Mendikbudristek Nadiem Makarim, berdialog dengan para Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, yang berlangsung secara daring pada Kamis (5/8). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pimpinan perguruan tinggi menyampaikan masukan kepada Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD.

Mereka meminta agar sebaiknya pemerintah menata komunikasi publik penanganan covid 19 agar tidak melahirkan persepsi yang berbeda di masyarakat.

Hal ini mengemuka saat Menko Mahfud MD bersama Mendikbudristek Nadiem Makarim, berdialog dengan para Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, yang berlangsung secara daring pada Kamis (5/8).

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 800 pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia untuk memastikan peran kampus dalam mendukung kondusifitas politik, hukum, dan kemanan selama masa pandemi covid-19.

Baca juga: Dialog dengan Rektor PTN/PTS se-Indonesia, Mahfud MD: Pemerintah Tidak Alergi Kritik

Dalam kesempatan ini, Rektor Universitas Hasanuddin, Dwia Aries Tina Pulubuhu, mengusulkan agar komunikasi publik pemerintah di masa pandemi lebih dirapikan lagi, agar tidak melahirkan persepsi yang berbeda di tengah masyarakat.

Menurutnya, jika terjadi gejolak, kampus sebagai kanal juga terdampak.

"Ketika situasi di pemerintahan beda pendapat di antara kementerian, atau ada hal yang membingungkan misalnya soal PPKM, soal bantuan, soal angka penderita Covid, soal vaksin, ini mahasiswa salurkan kritiknya kepada universitas. Kami berharap pak Menko bisa mengingatkan situasinya agar tidak terjadi perbedaan pandangan di pemerintah yang bisa menimbulkan kebingungan dan kecemasan di masyarakat," ujar Dwia yang juga disambut pertanyaan senada rektor yang lain.

Berita Rekomendasi

Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro juga mengingatkan pemerintah soal lemahnya komunikasi publik.

“Kontra narasi mestinya disiapkan dan diantisipasi dengan baik. Keputusan yang diambil pemerintah terkait covid dan berbagai masalah kesehatan, harus bisa dijelaskan dengan segera bila muncul disinformasi dan hoaks di masyarakat” ujar Ari yang merupakan gurubesar di bidang ekonomi.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie Tanya Putusan Bersejarah, Calon Hakim Agung Ini Bicara Vonis Bebas Eks Rektor IPDN

Menko Polhukam Mahfud MD mengapresiasi masukan dan kritik yang diberikan para rektor.

Menurutnya, pemerintah terus melakukan perbaikan, termasuk dalam hal komunikasi ke publik.

Karena itu, ia terus mengajak para rektor karena pemerintah meyakini perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menjaga kondusifitas politik, hukum, dan keamanan di masa pandemi Covid-19.

Mahfud mengaku senang menerima kritik dan masukan tentang komunikasi pemerintah.

Menurutnya, komunikasi publik memang terus menerus dibenahi dan disempurnakan.

“Bapak Ibu sekalian, silakan memberi masukan atau kritik. Kita tidak menolak kritik sama sekali. Kita justru senang ada kritik. Saya katakan kalau tidak ada kritik, orang seperti saya ini tidak bisa mengambil kebijakan mengatasnamakan kepentingan publik,” ujar Menko.

Baca juga: Bikin Konten Berujung Maut, Remaja Tanggung di Cisauk Tewas Terlindas Truk

Sementara itu, Rektor Universitas Andalas, Yuliandri, menjelaskan tantangan utama perguruan tinggi di masa pandemi adalah peran perguruan tinggi dalam mendukung kondusifitas, terutama aspek politik, hukum dan keamanan.

"Memang tanpa kita sadari hambatan utama adalah soal komunikasi yang belum terbangun dengan baik, misalnya antara perguruan tinggi dengan mahasiswa, sembari pemerintah juga terus memastikan agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat," ujar Yuliandri yang juga gurubesar di bidang hukum ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas