Tanggapan Pemerintah soal Prediksi Data Kematian Covid Bisa Jauh Lebih Tinggi setelah Diperbaiki
Epidemiolog memprediksi data kematian Covid-19 bisa jauh lebih tinggi setelah diperbaiki, begini respons pemerintah.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
![Tanggapan Pemerintah soal Prediksi Data Kematian Covid Bisa Jauh Lebih Tinggi setelah Diperbaiki](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengusaha-peti-jenazah-kebanjiran-order_20210713_193022.jpg)
"Tidak ada masalah kalau ternyata ditemukan datanya lebih besar, karena kita memang tujuannya mencari akurasi."
"Jadi kita tidak mau terjadi distorsi atau bias dalam analisis (penanganan Covid-19)."
"Jadi kalau memang ditemukan angkanya lebih besar tidak apa-apa, tapi kita ingin angka yang akurat," jelas Jodi.
Alasan Pemerintah Menghapus Angka Kematian Covid-19
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, pemerintah menghapus angka kematian dari indikator pengendalian atau penanganan Covid-19.
Hal itu karena ditemukannya kesalahan dalam menginput data yang menyebabkan akumulasi kasus kematian pada beberapa minggu sebelumnya.
Dihapusnya angka kematian dari indikator itu membuat 26 kota dan kabupaten mengalami penurunan level PPKM, dari level 4 menjadi 3.
Baca juga: Kemendikbudristek: PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3 Harus Terapkan Prokes Ketat
"PPKM Level 4 dan 3 yang dilakukan pada tanggal 10 sampai 16 Agustus 2021 nanti, terdapat 26 kota atau kabupaten yang turun dari Level 4 ke Level 3."
"Evaluasi tersebut kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang."
"Sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian," jelas Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/8/2021).
![Luhut Sebut 12 wilyah harus terapkan PPKM level 3 dan 4](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/luhut-sebut-12-wilyah-harus-terapkan-ppkmlevel-3-dan-4.jpg)
Baca juga: Penerapan PPKM Perhatikan Prinsip Kehati-hatian
Luhut mengatakan, pihaknya akan terus berusaha memperbaiki data kasus Covid-19 agar dapat terintegrasi.
Selain itu, pihaknya juga akan memperbaiki aplikasi Silacak.
"Menyangkut ini, kami sekarang terus bekerja keras untuk mengharmonisasi data. Dengan itu juga memperbaiki Silacak," ucap Luhut.
Tuai Kritikan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.