Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buntut Cekcok Diplomat dengan Imigrasi RI, Nigeria Tarik Dubes dari Indonesia

buntut cekcok dengan imigrasi, Menteri Luar Negeri Nigeria Geoffrey Onyema menyebut pihaknya menarik sementara duta besarnya untuk Indonesia.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
zoom-in Buntut Cekcok Diplomat dengan Imigrasi RI, Nigeria Tarik Dubes dari Indonesia
dok. Imigrasi
Proses mediasi dugaan aksi pemukulan seorang diplomat Nigeria oleh petugas kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan terhadap seorang diplomat warga Nigeria pada Sabtu (7/8/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Nigeria Geoffrey Onyema menyebut pihaknya menarik sementara duta besarnya untuk Indonesia.

Hal itu dilakukan buntut dari kisruh diplomat Nigeria versus Imigrasi RI.

Dilansir dari The Guardian Nigeria Geoffrey mengatakan penarikan dubes sebagai bentuk ketidaksenangan Nigeria atas "serangan" yang dilakukan kepada diplomatnya tersebut.

Baca juga: Kronologi Cekcok Petugas Imigrasi dengan Diplomat Nigeria, Berawal dari Pengecekan Dokumen

"Hal pertama yang kami lakukan adalah meminta duta besar untuk menyerahkan kepada kami laporan lengkap dan komprehensif tentang apa yang terjadi. Tentu saja, keputusan Kementerian Luar Negeri adalah mengajukan aduan resmi dan kuat kepada Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Di bawah hukum internasional, diplomat tidak bisa salah. Ini jelas melanggar Konvensi Wina," ujarnya, Kamis(12/8/2021).

Menurut Geoffrey setelah melihat video di media sosial dirinya langsung menghubungi pemerintah Indonesia.

Baca juga: Viral insiden diplomat Nigeria dengan staf imigrasi Indonesia, Kemlu RI menyesalkan

"Rupanya, ini terjadi selama pencarian acak oleh imigrasi Indonesia terhadap imigran ilegal di negara mereka," tutur Geoffrey.

Pemerintah Indonesia (RI) lewat Kementerian Luar Negeri RI melakukan komunikasi melalui jalur diplomatik dengan pemerintah Nigeria pasca insiden yang menimpa diplomat Nigeria yang diduga menerima tindak kekerasan oleh petugas imigrasi.

Baca juga: Kisruh Imigrasi dengan Diplomat Nigeria, Sahroni: RI Negara Hukum, Tindakan Imigrasi Sesuai SOP

Berita Rekomendasi

Juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah Indonesia menyesalkan insiden yang terjadi pada Sabtu (7/8) lalu,

“Kementerian Luar Negeri menyesalkan terjadinya peristiwa tanggal 7 Agustus tersebut,” kata Faizasyah.

Ia mengatakan Dubes RI di Abuja telah melakukan pertemuan dengan Menlu Nigeria pada tanggal 10 Agustus 2021.

Baca juga: Kisruh Imigrasi dengan Diplomat Nigeria, Sahroni: RI Negara Hukum, Tindakan Imigrasi Sesuai SOP

Dirjen Asia Pasifik Afrika dan Dirjen Protokol Konsuler Kemlu RI juga telah melakukan pertemuan dengan Dubes Nigeria di Jakarta pada tanggal 11 Agustus 2021.

Kedua belah pihak membahas hubungan baik antara Indonesia dan Nigeria yang telah terjalin sampai saat ini. Jubir Kemlu RI menegaskan bahwa insiden tersebut merupakan insiden yang berdiri sendiri dan sama sekali tidak terkait dengan komitmen pemerintah RI dalam menjalankan kewajiban sebagai tuan rumah bagi diplomat.

Sebagaimana yang tertuang dalam konvensi Wina mengenai hubungan diplomatik.

“Kementerian hukum dan HAM juga telah melakukan investigasi internal sebagai tindak lanjut atas terjadinya insiden berikut,” ujarnya.

Sebelumnya beredar video viral kekerasan yang dilakukan oleh petugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan terhadap seorang diplomat warga Nigeria.

Menurut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI DKI Jakarta Ibnu Chuldun justru diplomat asal Nigeria yang diketahui bernama Ibrahim Babani tersebut yang bertindak arogan dan lebih dahulu melakukan pemukulan terhadap petugas Imigrasi.

"Justru WNA asal Nigeria itu yang melakukan pemukulan terhadap petugas kami saat dalam perjalanan ke kantor imigrasi. Yang bersangkutan dibawa ke kantor karena bersikap tidak kooperatif dengan menghardik petugas yang melakukan pemeriksaan dokumen dan malah menantang untuk ditahan," ujar Ibnu.

Ia mengatakan akibat pemukulan tersebut, salah satu petugas imigrasi mengalami luka bengkak dan berdarah pada bagian bibir sebelah kiri dan bisa dibuktikan dari hasil visum yang dilakukan petugas imigrasi yang bersangkutan.

“Setelah pemukulan itu, petugas kami lantas memegangi WNA tersebut. Jadi, yang terlihat di video itu justru petugas kami berusaha mencegah WNA asal Nigeria itu kembali melakukan kekerasan atau hal yang tidak diinginkan," katanya.

Sebagaimana disampaikan Ibnu, kejadian ini berawal dari informasi yang diterima petugas mengenai adanya sekelompok warga negara asing yang diduga izin tinggalnya telah habis dan menginap di salah satu hotel di Jakarta Selatan.

Petugas lalu mendatangi lokasi menginap para WNA itu karena mereka diduga berencana mengadakan sebuah pesta di hotel tersebut pada Sabtu sore. Oleh pihak hotel, petugas diberitahu bahwa para WNA tersebut telah check out dan berpindah ke sebuah apartemen yang masih berlokasi di wilayah Jakarta Selatan.

Petugas kemudian mendatangi apartemen tersebut dan mendapati seorang WNA di lobi apartemen.

"Ketika petugas menanyakan paspor dan identitas dirinya, WNA tersebut marah dan tidak mau menyerahkan dokumen tersebut. Dia juga sempat menghardik petugas dan malah menantang untuk ditahan. Karena dia tidak kooperatif akhirnya dibawa petugas ke kantor imigrasi," ujar Ibnu.

Dalam perjalanan menuju kantor itulah, Ibrahim Babani melakukan pemukulan terhadap petugas imigrasi sehingga harus dipegangi.

“Dia terus berteriak-teriak sepanjang perjalanan dan sampai di kantor imigrasi juga masih berteriak. Padahal, petugas tidak melakukan kekerasan kepadanya. Setelah ditanya, barulah akhirnya dia mengaku sebagai diplomat dengan menyerahkan Kartu Diplomatik Kedutaan Nigeria,” ungkapnya.

Ibnu berharap klarifikasi yang disampaikan pihaknya ini bisa menjernihkan berbagai tudingan yang dialamatkan kepada pihaknya.

Ia juga menyebut permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan setelah Duta Besar Nigeria Ari Usman Ogah mendatangi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan pada petang harinya dengan disertai petugas kepolisian Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya.

"Peristiwa ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila WNA tersebut sejak awal bersikap kooperatif dengan petugas dan terbuka dengan statusnya sebagai diplomat. Kami berharap penjelasan ini sekaligus bisa menjernihkan tudingan yang beredar di media sosial atas petugas kami," kata Ibnu.

"Setelah proses mediasi dan mendengarkan kronologi kejadian dari kedua belah pihak akhirnya petang itu juga petugas dan WNA tersebut sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan. Kedua pihak mengakui telah terjadi kesalahpahaman dan sepakat berdamai disaksikan oleh Pimpinan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dan Duta Besar Nigeria," pungkasnya.

Bentuk Tim

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia bisa mengusulkan kepada Kemlu Nigeria untuk membentuk Tim Bersama Dua Negara untuk mencari fakta atas keributan Diplomat Nigeria dengan Petugas Imigrasi.

Hal itu diusulkan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana kepada Kemlu RI untuk mencairkan ketegangan dan menjaga hubungan kedua negara, baik diplomatik, komersial maupun sosial budaya.

Baca juga: POPULER Nasional: Wapres Sikapi PKL Kibarkan Bendera Putih | Nasib Dokter Bakar 3 Orang di Bengkel

Apalagi usai keributan Diplomat Nigeria dan Petugas Imigrasi, pemerintah Nigeria telah menarik Duta Besarnya.

“Untuk meredam kemarahan publik Nigeria ada baiknya Kemlu mengusulkan kepada Kemlu Nigeria untuk membentuk Tim Bersama Dua Negara untuk mencari fakta atas keributan Diplomat Nigeria dengan Petugas Imigrasi,” ujar Hikmahanto.

Tim pencari fakta ini, kata dia, akan mendalami apa yang sebenarnya terjadi, apakah ada tindakan-tindakan dari masing-masing pihak yang tidak sesuai. Hasil dari Tim Pencari Fakta harus diumumkan secara transparan sehingga dapat meredam kemarahan di tingkat publik, khususnya di Nigeria.

Bila tim pencari fakta menemukan ada yang bersalah, lebih lanjut ia menjekaskan, tentu masing-masing negara perlu mengambil tindakan.

“Tindakan tegas terhadap siapapun yang bersalah karena Nigeria maupun Indonesia tidak perlu memfasilitasi petualang-petualang yang menggunakan baju negara untuk merusak hubungan kedua negara,” tegasnya.(Tribun Network/ham/mal/ras/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas