Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Pramuka ke-60 Jatuh pada 14 Agustus 2021, Ini Sejarah dan Arti Lambang Pramuka

Hari Pramuka ke-60 jatuh pada Sabtu, 14 Agustus 2021, berikut ini sejarah dan arti lambang Gerakan Pramuka "Tunas Kelapa".

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Hari Pramuka ke-60 Jatuh pada 14 Agustus 2021, Ini Sejarah dan Arti Lambang Pramuka
pramukarek.or.id
Berikut ini sejarah dan arti lambang Gerakan Pramuka "Tunas Kelapa", Hari Pramuka ke-60 jatuh pada Sabtu, 14 Agustus 2021. 

Kemudian, tunas kelapa dapat bertahan lama dalam kondisi apa pun.

Hal ini melambangkan bahwa setiap anggota Pramuka harus bisa bertahan dalam menghadapi segala tantangan untuk mengabdi kepada bangsa Indonesia.

Tunas kelapa yang bisa tumbuh di mana saja melambangkan setiap anggota Pramuka bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.

Perlu diketahui, pohon kelapa juga tumbuh tinggi menjulang dan menjadi salah satu pohon tertinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi dan bisa tetap tegak berdiri.

Lalu, akar pohon kelapa biasanya tumbuh kuat di tanah yang melambangkan bahwa setiap anggota Pramuka berpegang pada keyakinan yang kuat untuk mencapai cita-citanya.

Selain itu, pohon kelapa adalah pohon yang memiliki banyak manfaat.

BERITA REKOMENDASI

Hal tersebut melambangkan setiap anggota Pramuka merupakan manusia yang berguna bagi negara Indonesia.

Baca juga: Arti Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan, Moto Gerakan Pramuka Indonesia

Baca juga: Sejarah Hari Pramuka di Indonesia, Diperingati Setiap Tanggal 14 Agustus

Sejarah Hari Pramuka

Mengutip laman Kemdikbud.go.id, organisasi Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912.

Kemudian pada tahun 1916, berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP).

Di tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).


Lahirnya JPO memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu diantaranya Hizbul Wahton (HM) pada 1918, JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS) dan dan penyatuan organisasi pandu diawali dengan lahirnya INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada 1926.

Organisasi tersebut dibuat sebagai peleburan dua organisasi kepanduan yakni Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas