Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang PON 2021, Menpora: Olimpiade Tokyo 2020 Bisa Jadi Referensi

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan Indonesia bisa belajar dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Jelang PON 2021, Menpora: Olimpiade Tokyo 2020 Bisa Jadi Referensi
Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan Indonesia bisa belajar dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.

Sebab penyelenggaraan kegiatan olahraga di tengah pandemi Covid-19 tidaklah mudah.

Namun, keberhasilan Olimpiade Tokyo 2020 dinilai dapat dijadikan referensi.

"Saya sudah sampaikan ke penyelenggara, kita bisa belajar dari Olimpiade Tokyo. Karena PB PON ini ketuanya Gubernur Papua, jadi kami hanya memfasilitasi saja tidak ikut sampai detail. Ada juga pengawasnya dari KONI," ujar Amali, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Jumat (13/8/2021).

Amali menyebut ada tiga hal yang bisa dijadikan referensi dalam PON 2021 dari Olimpiade Tokyo 2020 lalu.

Pertama, soal protokol kesehatan yang luar biasa ketat.

Baca juga: Petakan Masalah Olahraga di Indonesia, Menpora: Rata-rata Kebugaran Masyarakat di Bawah Standar

Berita Rekomendasi

Setiap hari dilakukan tes PCR dan rekam jejak atlet selalu diperiksa.

Kedua, sistem penyelenggara menggunakan sistem bubble.

Artinya atlet hanya boleh dari tempat penginapan ke venue atau tempat pertandingan.

"Memang di satu sisi ini membuat jenuh, terutama tim bulutangkis yang sudah jalan duluan. Niatnya ingin menyesuaikan situasi tetapi dampak psikologis membuat jenuh, karena biasanya kalau normal bisa lihat warung kiri kanan, nah ini tidak bisa. Saya pun kalau jadi berangkat begitu hanya venue hotel, prosedur sangat ketat," jelasnya.

Ketiga, setelah pertandingan selesai para atlet tidak diperbolehkan berlama-lama di negara tersebut.

Dua hari menjadi batas maksimal untuk mereka kembali ke negerinya masing-masing.

Baca juga: Hanya Raih 5 Medali di Olimpiade Tokyo, Menpora: Kita Masih Bertumpu pada Cabang Olahraga Tertentu

"Hal ini bisa jadi pelajaran buat kita. Apalagi kalau pesertanya hanya antar warga bangsa sendiri. Ini tentu mudah kita berkomunikasi kasih pengertian tolong jaga bersama. Jadi itu hikmah yang bisa kita ambil dari penyelenggaraan Olimpiade di masa pandemi Covid-19," ujarnya.

Lebih lanjut, Amali juga meyakini para penyelenggara PON 2021 dapat menerapkan standar operasional prosedur terkait prokes secara ketat.

"Saya meyakini karena mereka tidak bekerja sendirian. Pihak TNI, Polri, Kementerian Kesehatan, BNPB, semua masuk kesini. Ini bukan hanya tugas panitia saja. Semua bergerak di pos masing-masing dan sadar betul bahwa ini menyelenggarakan event di tengah pandemi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas