Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Taruna Akmil Anak Tukang Cukur di Mabesad Jalani Pendidikan Untuk Raih Impian Jadi Tentara

Menjalani pendidikan di Akademi Militer (Akmil) adalah impian hampir semua orang yang bercita-cita menjadi tentara.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Cerita Taruna Akmil Anak Tukang Cukur di Mabesad Jalani Pendidikan Untuk Raih Impian Jadi Tentara
Tangkapan Layar: Kanal Youtube TNI AD
Sersan Taruna Yanwar Jumowo, anak seorang tukang cukur di Mabes Angkatan Darat, Tarman dalam tayangan Buletin TNI AD di kanal Youtube TNI AD pada Senin (16/8/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjalani pendidikan di Akademi Militer (Akmil) adalah impian hampir semua orang yang bercita-cita menjadi tentara.

Namun demikian, menjadi seorang Taruna bukanlah hal yang mudah karena dibutuhkan latihan yang keras dan disiplin baik sebelum maupun saat menjalani pendidikan.

Seperti halnya yang dilakukan Sersan Taruna Yanwar Jumowo, anak pertama seorang tukang cukur di Mabes Angkatan Darat, Tarman.

Yanwar mengaku menjadi tentara adalah keinginannya sendiri.

Baca juga: Kenapa Taliban Begitu Cepat Rebut Kota-kota Besar di Afghanistan? Ke Mana Tentara yang Dilatih AS?

Keinginan tersebut, kata dia, muncul sejak kanak-kanak.

Ketika itu, ia sempat diajak ayahnya melihat pameran alutsista TNI di Monas Jakarta.

Berita Rekomendasi

"Saat di sana saya bilang, ayah aku ingin menjadi orang itu. Saya menunjuk ke tentara yang sedang menaiki tank," kata Yanwar dikutip dari tayangan Buletin TNI AD di kanal Youtube TNI AD pada Senin (16/8/2021).

Setelah ia lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) pada 2020, Yanwar kemudian mendaftar ke Akmil.

Setelah memenuhi seluruh syarat yang telah ditetapkan termasuk kesehatan hingga jasmani, ia dinyatakan lolos dan menjalani pendidikan sebagai Taruna Akmil.

Baca juga: Dimintai Rp 380 Juta, Wanita di Kulon Progo Jadi Korban Penipuan Bermodus Penerimaan Taruna Akpol

Setelah menjalani pendidikan, ia mengaku kaget ternyata kegiatan yang harus dijalaninya cukup padat dan menguras tenaga.

Menurutnya kegiatan di sana berbeda dengan kegiatan sehari-hari saat masih sekolah atau di rumah.

"Di sini tidak bisa santai-santai. Semua dibatasi dengan waktu, kegiatan di sini semua terpogram dengan baik," kata dia.

Namun demikian, di sela-sela pendidikan yang dijalaninya, Yanwar masih menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan keluarganya saat pesiar pada Sabtu dan Minggu.

Ia tak lupa bahwa apa yang dijalaninya sekarang juga berkat dukungan dan doa orang tuanya.

Saat itulah ia mendapat wejangan dari ayahnya.

"Untuk tidak melakukan pelanggaran, untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata dia mengulang nasihat ayahnya.

Tidak hanya itu, di sana, ia pun menjalankan pesan orang tuanya untuk membantu sesama semampunya.

"Saat tukang cukur sudah mau ingin pulang dan tidak mau mencukur, teman saya mempunyai mesin cukur dan kadang saya menawarkan diri, saya bisa mencukur, saya bantu cukur," kata Yanwar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas