Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota DPD RI: Presiden Jokowi Mestinya Tak Cuma Undang Partai Koalisi di Istana

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang petinggi partai politik (parpol) koalisi pemerintahan di Istana Negara, beberapa waktu lalu.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Anggota DPD RI: Presiden Jokowi Mestinya Tak Cuma Undang Partai Koalisi di Istana
Capture Youtube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART), menyoroti langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengundang petinggi partai politik (parpol) koalisi pemerintahan di Istana Negara, beberapa waktu lalu.

Thaha menyebut, puja-puji yang dilayangkan parpol koalisi untuk Jokowi karena dinilai berhasil menanangani pandemi Covid-19 terasa kurang beretika.

"Bahwa mereka menilai Jokowi berhasil dalam penanganan situasi pandemi, sah-sah saja. Tapi ketika itu dilakukan dalam sebuah pertemuan di Istana, maka beda lagi tafsirannya," ungkap Thaha kepada Tribunnews.com, Kamis (2/9/2021).

Thaha menyebut, Jokowi adalah presiden bagi semua pihak dan semua parpol, termasuk yang mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah.

Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART)
Anggota DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART) (Warta Kota)

Baca juga: Jokowi Sampaikan Hal Ini Saat Bertemu Petinggi Partai Politik Koalisi Nonparlemen di Istana

"Dengan statusnya sebagai presiden bagi semua tersebut, maka seharusnya bukan hanya parpol pendukung saja yang semestinya diundang ke Istana."

"Konsekuensinya, sebagai presiden, Jokowi sepantasnya tidak hanya menyediakan waktu secara khusus bagi puja-puji," ungkap Thaha.

Jokowi dinilai harusnya memberikan waktu khusus bagi kritik tajam dari oposisi.

Berita Rekomendasi

"Lain hal sekiranya pertemuan perayaan itu diselenggarakan di kedai kopi, di penginapan, atau di lapangan terbuka, bolehlah yang diundang hanya parpol pendukung saja," ungkap Thaha.

Thaha memandang pertemuan di Istana itu sebagai wujud tidak proporsionalnya para elit koalisi dalam memosisikan diri.

Baca juga: Pengamat Politik Sebut Pujian Prabowo untuk Presiden Jokowi Layaknya Narasi Hampa

"Mereka abai terhadap siapa diri mereka dan peran apa yang seharusnya mereka mainkan di kantor tempat kepala negara sekaligus kepala pemerintahan bekerja."

"Etika bertindak-tanduk selaku tokoh-tokoh pemimpin politik sudah tercecer sedemikian rupa."

"Pertemuan di Istana, tempat Jokowi menyambut para tamu koalisi dengan kapasitas sebagai presiden, seolah menguatkan simpulan banyak pihak bahwa oligarki politik semakin menjadi-jadi di negeri ini," ujar Thaha.

Diketahui Presiden Jokowi menggelar pertemuan dengan para petinggi partai koalisi di Istana Negara, Rabu (25/8/2021) lalu pada pukul 15.00 WIB.

Pertemuan itu dihadiri tujuh ketua umum dan tujuh sekjen parpol.

Baca juga: Prabowo Nilai Kepemimpinan Jokowi Dalam Tangani Pandemi Efektif: Saya Bangga Jadi Bagian Pemerintah

Mereka adalah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri didampingi Sekjen PDI-P Hasto Kristianto, Ketua umum Nasdem Surya Paloh didampingi Sekjen Nasdem Bapak Johnny G Plate, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.

Lalu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto didampingi Sekjen Golkar Lodewijck Paulus, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar didampingi Sekjen PKB Hasanuddin Wahid, Ketua Umum PPP Bapak Suharso Monoarfa didampingi Sekjen PPP Arwani Thomafi.

Dan yang ketujuh ialah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen PAN Eddy Soeparno.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas