Anis Matta Sebut Afghanistan Bagian Dari Perang Supremasi Amerika-Tiongkok
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyebut peluang Taliban dalam membentuk pemerintahan Afghanistan yang efektif sangat terbuka.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyebut peluang Taliban dalam membentuk pemerintahan Afghanistan yang efektif sangat terbuka.
Namun, segala kemungkinan juga bisa terjadi, termasuk kegagalan Taliban dalam mengkonsolidasikan Afghanistan ke dunia internasional.
Meski begitu, Anis menduga bahwa Afghanistan merupakan bagian dari perang supremasi antara blok Amerika Serikat (AS) melawan Tiongkok.
Menurutnya, hal yang sama juga terjadi di berbagai negara lainnya di Afrika.
Hal itu disampaikan Anis Matta dalam diskusi bertajuk Tantangan Taliban Mampukan Membentuk Pemerintahan Yang Efektif yang disiarkan kanal YouTube Gelora Tv, Rabu (1/9/2021).
"Salah satu tujuan strategis AS adalah menggagalkan semua investasi atau proyek Tiongkok di seluruh dunia dengan menciptakan kaos. Terakhir misalnya pemutusan hubungan Aljazair dengan Maroko di mana investasi Tiongkok di Maroko itu besar sekali. Jadi habitat investasinya dihancurkan," kata Anis Matta.
Baca juga: Jubir BIN: Taliban Butuh Pengakuan Dunia Internasional untuk Bangun Afghanistan
Dalam konteks Afghanistan, Anis mengatakan Indonesia harus berhati-hati melihat situasi.
Pasalnya, Indonesia sendiri juga pernah mengalami hal sama.
Dimana, saat pendudukan Jepang atas Indonesia adalah residu dari perang dunia di wilayah Asia Pasifik.
Lalu, peristiwa 1965, merupakan residu dari Perang Dingin saat itu dan peristiwa Reformasi 1998 adalah residu revolusi global pascaruntuhnya Uni Soviet.
"Kepentingan terbesar kita adalah memastikan jangan pernah membiarkan kekuatan asing menjadikan Indonesia sebagai medan konflik mereka," jelas Anis.
Taliban Butuh Pengakuan Dunia Internasional
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyebut, saat ini Taliban membutuhkan pengakuan dunia internasional setelah berhasil menguasai Afghanistan.
Menurut Wawan, tanpa pengakuan itu, masa depan Afghanistan tidak baik serta hanya berada dalam lingkaran di dalam negeri sendiri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.