Jubir BIN: Taliban Butuh Pengakuan Dunia Internasional untuk Bangun Afghanistan
Juru Bicara BIN Wawan Purwanto menyebut, saat ini Taliban membutuhkan pengakuan dunia internasional setelah berhasil menguasai Afghanistan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyebut, saat ini Taliban membutuhkan pengakuan dunia internasional setelah berhasil menguasai Afghanistan.
Menurut Wawan, tanpa pengakuan itu, masa depan Afghanistan tidak baik serta hanya berada dalam lingkaran di dalam negeri sendiri.
Bila tak ada pengakuan, tak menutup kemungkinan pemerintahan Afghanistan akan kembali runtuh.
Hal itu disampaikan Wawan dalam diskusi bertajuk Tantangan Taliban: Mampukan Membentuk Pemerintahan Yang Efektif yang disiarkan kanal YouTube Gelora Tv, Rabu (2/9/2021).
"Taliban sendiri butuh pengakuan internasional, dia takkan bisa apa-apa kalau tak ada trust internasional. Kalau seperti ini terus, tinggal tunggu waktu akan jatuh lagi," kata Wawan.
Wawan menjelaskan, saat mendapat kepercayaan dunia internasional, Taliban bisa memulai penataan Afghanistan.
Baca juga: Taliban Kepung Pejuang Perlawanan Afghanistan di Panjshir, Ajak Rundingkan Perdamaian
Hal utama, terkait masalah ekonomi.
Sebab, jika Taliban tak bisa membebaskan rakyat Afghanistan dari kelaparan, maka akan terus terjadi ketidakpuasan dari dunia internasional.
Sehingga, tak akan tercipta pemerintahan yang stabil jika ekonomi tak berjalan.
Maka, kepercayaan internasional dibutuhkan dan hal itu hanya yang bisa diperoleh lewat realisasi janjinya dalam perjanjian Doha.
Baca juga: Menko Polhukam: Pemerintah Telah Antisipasi Potensi Terorisme Setelah Taliban Kuasai Afghanistan
"Kalau dia tak realisasikan janjinya, maka tinggal tunggu waktu akan jatuh. Di sana akan sangat mudah terbentuk aliansi sendiri-sendiri, tinggal tunggu waktu akan perang lagi," katanya.
Selain itu, Wawan mengatakan perlunya upaya pelucutan senjata-senjata yang berada di tangan berbagai kelompok milisi.
Kalau pelucutan senjata dimulai, berhasil, legitimate leader muncul, maka proses penataan bisa berjalan.
"Kalau misalnya Afghanistan terbuka kerja sama dengan semua elemen yang ada, dia akan bangkit ekonominya dan tumbuh berkembang," jelasnya.