Public Relations Jadi Jembatan Komunikasi Instansi dengan Masyarakat
Humas perlu mengembangkan jaringan ke berbagai lembaga, organisasi dan lini lainnya.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GPR Institute menggelar webinar nasional Indonesia Public Relations 2021mengangkat tema 'Public Relations in the Era of Pandemic dan Disruption for Government, BUMN & BUMD'.
Acara yang didukung Dirjen IKP Kemenkominfo, IPRA Humas Indonesia, dan beberapa lembaga, organisasi kehumasan lainnya ini diikuti 500 peserta.
Direktur GPR Institute Arief Munajad mengatakan tema tersebut penting untuk para pelaku kehumasan, dimana saat ini kita sedang dihadapkan pada tantangan pandemi Cpvid-19 dan juga tantangan era disrupsi akibat meningkatnya perkembangan teknologi media digital.
“Posisi public relations memiliki peran penting sebagai jembatan komunikasi antara instansi dengan masyarakat publik. Di tangan kehumasan inilah berbagai informasi komprehensif bisa tersampaikan kepada khalayak publik,” ujar Arief, Jumat (3/9/21).
Arief menambahkan, menjadi hal krusial bagi pelaku kehumasan, khususnya di instansi pemerintah (government PR) untuk melakukan kegiatan publikasi efektif dan efisien di tengah berbagai tantangan dan perkembangan teknologi informasi dihadapi.
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut PPKM Terbukti Mampu Tekan Kasus Aktif Covid-19 di Jawa-Bali
Dalam kesempatan sama, Dirjen IKP Kemenkominfo RI Usman Kansong mengatakan pandemi merubah gaya hidup masyarakat. Sehingga para humas juga turut mengubah cara menyebarkan informasi positif sehingga sampai ke khalayak tepat sasaran.
Baca juga: Kemenkes Targetkan Vaksinasi 2 Juta Dosis Per Hari di Bulan September
“Mengubah pola pikir, merubah pola kerja, akeselarasi kerja, adaptasi, dan penguasaan media digital itu perlu dimiliki humas saat ini,” tegas Usman.
Masih kata Usman, humas perlu mengembangkan jaringan ke berbagai lembaga, organisasi dan lini lainnya. Sehingga semua sumber informasi didapatkan dengan mudah tanpa kesulitan menjaring, mensortir, dan menyebarkan berita positif.
Baca juga: Satu Karung Sabu Seberat 28 Kilogram Disembunyikan di Bawah Meja Makan
“Humas juga perlu kolaborasi, bangun jaringan ke berbagai pihak, lembaga pemerintah, swasta, orgaisasi. Sehingga praktisi humas terbuka ruang komunikasi. Menangkal hoaks dan diskomunikasi di lingkup secara luas,” ucap Usman.
Pembicara lain yakni Ketua Badan Kordinasi Humas Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengatakan bahwa peran humas adalah sebagai sebuah seni. Bagaimana praktisi humas memainkan peran menyampaikan berita positif dari suatu lembaga baik pemerintah, swasta ke masyarakat.
“Ilmu humas itu bagian dari seni. Otak kanan dan otak kiri harus seirama dan seimbang. Sehingga para pelaku humas berhasil dan sukses dalam menyampaikan informasi kehumasannya,” ujar Widodo.
Widido menambahkan profesi humas sekarang ini menjadi sebuah jabatan prestisius, sebab sebagai ujung tonggak sebuah kelembagaan, baik pemerintah maupun swasta.
“Jangan minder jadi humas, sekarang ini humas selalu mendampingi pimpinan. Mereka posisinya penting dalam penyalur informasi kebijakan pimpinan. Humas tidak lagi duduk di belakang jauh bahkan dahulu jabatan itu dianggap sebelah mata , tapi sekarang posisi humas sangat penting dalam upaya citra positif kelembagaan,” tegas Widodo.
Senada dengan Widodo, Head of Corcomm PT Pegadaian, Basuki Tri Andayani menuturkan tugas pokok Corporate Communication adalah untuk menjaga, dan meningkatkan citra perusahaan. Saat masa pandemi ini juga menjadi sebuah tantangan dan peluang para humas dalam mengembangkan ide, inovasi serta kreativitas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.