Sosok Diyan Adi Priyana, Napi Terorisme yang Meninggal dalam Kebakaran di Lapas Tangerang
Sebanyak 41 narapidana (napi) meninggal dunia dalam kebakaran hebat yang melanda Lapas Kelas 1 Tangerang Rabu (8/9/2021) dini hari.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 41 narapidana (napi) meninggal dunia dalam kebakaran hebat yang melanda Lapas Kelas 1 Tangerang Rabu (8/9/2021) dini hari.
Satu diantara 41 korban yang meninggal itu adalah Diyan Adi Priyana.
Ia ditempatkan di Lapas Kelas 1 Tangerang Blok C2 kamar nomor 18.
Diyan Adi Priyana seharusnya bebas pada 25 Februari 2022 mendatang.
Kematian Diyan Adi Priyana atau DAP dibenarkan Menkumham Yasonna Laoly saat konferensi pers di Lapas Kelas 1 Tangerang pada Rabu (8/9/2021) siang.
"Salah satu korban meninggal adalah warga binaan kasus terorisme, satu pembunuhan, sementara lainnya kasus narkoba," ujar Yasonna.
Baca juga: Ada Dugaan Tindak Pidana, Polisi Periksa 20 Orang Saksi Terkait Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang
Diyan Adi Priyana (DAP) atau Diyan bin Kholil alias Diyan alias Prasetyo dikenal sebagai terpidana kasus terorisme.
Sepak terjang DAP dalam kasus terorisme cukup panjang.
Dikutip dari Surya.co.id, Diyan Adi Priyana bin Kholil adalah narapidana dalam kasus terorisme di Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada 2005.
Ia masuk dalam jaringan teroris yang melakukan teror bom di Jalan MH Thamrin pada 2016.
Diyan ditangkap Densus 88 di Cisauk Tangerang, pada 21 Februari 2016.
Menurut informasi, saat diamankan tidak ada perlawanan dari yang bersangkutan.
DAP juga pernah tertangkap pada 2012 dan menjalani pidana penjara kurang lebih 2 tahun.
Menurut sumber di kepolisian, DAP merupakan pelatih Jemaah Ansharu Daulan atau JAD kelompok Abu Roban.
DAP tak lain anak buah Oman Rochman alias Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman bin Ade Sudarman.
Aman Abdurrahman adalah penggerak dalam kasus penyerangan dengan senjata api dan bom bunuh diri di Sarinah, Jalan MH Thamrin pada 14 Januari 2016 silam.
Tak hanya itu, Aman Abdurrahman terlibat dalam sejumlah aksi teror lainnya di Indonesia, melalui ajaran dan ceramah-ceramahnya.
Ia juga disebut sebagai pimpinan tertinggi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia, karena ajarannyaselalu menjadi rujukan kelompok-kelompok yang sepaham dengannya.
"Dia (Aman) dikenal di kalangan kami aktivis, dia ulama paling tinggi dari ISIS di Indonesia. Pusatnya di Irak dan Suriah," kata mantan terpidana kasus terorisme Kurnia Widodo saat bersaksi pada 3 April 2018.
Sementara itu, sepak terjang DAP terungkap dalam Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk Aman Abdurrahman Nomor 140/Pd.Sus/2018/PN.Jkt.Sel.
Dalam Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk Aman Abdurrahman Nomor 140/Pd.Sus/2018/PN.Jkt.Sel, sepak terjang DAP turut disebut.
Terungkap, DAP adalah salah satu pelatih dalam pelatihan askari JAD selama tiga hari di sebuah homestay di Malang pada Desember 2015.
Selain DAP, pelatih lainnya adalah Saiful Munthohir alias Ahmad Hariyadi alias Abu Gar, Muhamad Ali alias Rizal yang juga terlibat dalam teror bom Sarinah, Jalan MH Thamrin.
Pelatihan yang dipimpin amir JAD wilayah Jawa Timur, yakni Romly alias Gusrom, diikuti oleh 30 anggota JAD.
Sumber: Tribun Jakarta/Surya.co.id/Tribunnews.com