Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Vaksin Johnson & Johnson, Dosis hingga Gejala yang Ditimbulkan

Berikut ini ulasan mengenai Johnson & Johnson, mulai dari dosis hingga gejala yang ditimbulkan pasca vaksin.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Mengenal Vaksin Johnson & Johnson, Dosis hingga Gejala yang Ditimbulkan
ROB ENGELAAR / ANP / AFP
Sebuah gambar yang diambil pada 12 April 2021 menunjukkan botol vaksin Johnson & Johnson Janssen Covid-19 saat dosis pertama yang berasal dari kota Leiden di Belanda. Simak ulasan mengenai vaksin J&J, mulai dari dosis hingga gejala. 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia telah kedatangan vaksin Johnson & Johnson pada Sabtu (11/9/2021).

Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Belanda melalui skema bilateral.

“Indonesia untuk pertama kalinya menerima vaksin Johnson & Johnson berjumlah 500 ribu dosis,” kata Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono pada konferensi pers secara virtual, Sabtu (11/9).

Di tahap awal ini vaksin Johnson & Johnson akan didistribusikan ke daerah aglomerasi di pulau Jawa yang masih rendah cakupan vaksinasinya.

Berbeda dengan jenis vaksin lainnya, Johnson & Johnson hanya membutuhkan satu kali suntikan.

Sebelumnya, perusahaan Johnson & Johnson telah mengumumkan bahwa Food and Drug Administration (FDA) AS telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk COVID-19 dosis tunggal vaksin, yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson.

Vaksin ini dapat diberikan pada individu yang berusia 18 tahun ke atas.

Baca juga: Vaksin Johnson Akan Didistribusikan ke Wilayah Aglomerasi

Baca juga: Tiba di Indonesia, Kenali Efek Samping Vaksin Sekali Suntik Johnson and Johnson

BERITA TERKAIT

Lantas, berapa dosis yang diberikan?

Dikutip dari laman resmi Johnson & Johnson, data menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 satu suntikannya menghasilkan aktivitas yang kuat dan persisten terhadap varian Delta dan varian lainnya yang menyebar dengan cepat.

Selain itu, data menunjukkan bahwa daya tahan respons imun berlangsung setidaknya selama delapan bulan.

Data dari analisis sampel daerah yang diperoleh dari peserta vaksin menunjukkan bahwa vaksin single-shot Johnson & Johnson menghasilkan aktivitas antibodi penetralisir terhadap varian Delta pada tingkat yang lebih tinggi.

Dalam uji coba ENSEMBLE, vaksin Covid-19 dosis tunggal Johnson & Johnson 85 persen efektif melawan penyakit parah/kritis dan menunjukkan perlindungan terhadap rawat inap dan kematian.

Mengutip WHO, SAGE merekomendasikan penggunaan Janssen Ad26.CoV2.S sebagai satu dosis (0,5 ml) yang diberikan secara intramuskular.

Gejala Vaksin Johnson & Johnson

Berikut gejala-gejala yang dialami dalam waktu 3 minggu setelah menerima vaksin Johnson & Johnson, dikutip dari hopkinsmedicine:

- Sakit kepala parah atau persisten atau penglihatan kabur

- Sesak napas

- Sakit dada

- Kaki bengkak

- Diare

- Mudah memar atau bercak darah kecil di bawah kulit di dekat tempat suntikan.

Seorang wanita menerima dosis vaksin Johnson & Johnson Janssen Covid-19 pada peluncuran vaksin yang menargetkan orang tua di Ronda pada tanggal 23 April 2021.
Seorang wanita menerima dosis vaksin Johnson & Johnson Janssen Covid-19 pada peluncuran vaksin yang menargetkan orang tua di Ronda pada tanggal 23 April 2021. (JORGE GUERRERO / AFP)

Siapa saja yang bisa menerima Vaksin Johnson & Johnson?

Mengutip laman WHO, vaksin ini aman dan efektif pada orang yang memiliki kondisi medis dengan peningkatan risiko penyakit parah, seperti hipertensi, penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung signifikan, obesitas, dan diabetes.

Orang dengan human immunodeficiency virus (HIV) berisiko lebih tinggi terkena penyakit Covid-19 yang parah.

Kelompok tersebut dimasukkan dalam uji klinis dan tidak ada masalah keamanan yang diamati.

Vaksin J&J juga dapat diberikan kepada orang-orang yang pernah menderita Covid-19.

Tetapi orang yang terkena Covid-19 biasanya akan menunda vaksinasi beberapa bulan sejak terinfeksi.

Vaksin ini juga dapat diberikan kepada wanita menyusui.

Orang yang Tidak Direkomendasikan Menerima Vaksin

- Individu dengan riwayat anafilaksis terhadap komponen vaksin apa pun;

- Orang dengan suhu tubuh di atas 38,5ºC;

- Orang yang berusia kurang dari 18 tahun.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas