Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pacitan Rawan Gempa dan Tsunami? Begini Catatan Sejarah dan Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mencatat fakta sejarah gempa dan tsunami yang terjadi di Pacitan.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pacitan Rawan Gempa dan Tsunami? Begini Catatan Sejarah dan Penjelasan BMKG
anekatempatwisata.com
Pantai Klayar, Pacitan - Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mencatat fakta sejarah gempa dan tsunami yang terjadi di Pacitan. 

Adapun potensi magnitudo maksimum gempa megathrust selatan Jawa Timur hasil kajian adalah 8,7.

"Nilai magnitudo gempa tertarget ini oleh tim kajian BMKG dijadikan sebagai inputan pemodelan tsunami untuk wilayah Pacitan, dengan menggunakan data batimetri dasar laut Samudra Hindia dan data topografi pesisir Kabupaten Pacitan," ungkapnya.

Daryono menjelaskan, pemodelan juga sudah menggunakan data tutupan lahan, selanjutnya dilakukan running program pemodelan tsunami sehingga diketahui nilai ketinggian tsunami, zona genangan tsunami dan jauhnya landaan tsunami, serta waktu tiba tsunami di pantai.

"Setelah dipetakan maka jadilah peta bahaya tsunami produk BMKG yang sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk acuan mitigasi," ungkapnya.

Baca juga: Gempa Bumi Guncang Tasikmalaya, Dirasakan Warga Pangandaran dan Banjar

Bahaya dan Mitigasi

Lebih lanjut terkait bahaya tsunami, Daryono menjelaskan morfologi Pantai Pacitan yang berbentuk teluk lebih berbahaya.

"Tsunami yang masuk teluk akan terakumulasi energinya karena tsunami yang masuk ke teluk gelombangnya berkumpul dan terjebak sehingga tinggi tsunami makin meningkat," ujarnya.

Berita Rekomendasi

"Jika morfologi pantai teluknya landai maka tsunami dapat melanda daratan hingga jauh," tambah Daryono.

Sementara itu sebagai upaya mitigasi, Daryono menyebut ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah korban saat terjadi tsunami.

Antara lain masyarakat perlu memahami konsep evakuasi mandiri.

"Karena evakuasi mandiri merupakan jaminan keselamatan dari tsunami yang sudah terbukti efektif mampu menyelamatkan masyarakat di Pulau Simeulue sejak ratusan tahun lalu dalam kisah 'smong'," ungkapnya.

Baca juga: BMKG: Hujan Lebat, Gelombang Tinggi, dan Dampak Bencana Hidrometeorologi pada 13-20 September 2021

Daryono menyebut saat terjadi gempa kuat, maka saat itu juga masyarakat pesisir harus segera menjauh dari pantai.

Untuk mendukung efektivitas proses evakuasi, lanjutnya, jalur evakuasi harus sudah disiapkan, rambu evakuasi sudah terpasang secara permanen.

"Adanya kelengkapan fasilitas ini membuat masyarakat yang melakukan evakuasi akan dengan segera mencapai titik kumpul di tempat evakuasi sementara di daerah yang aman," urainya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas