Menaker Dorong PMI Akses Pendidikan Tinggi untuk Tingkatkan Keahlian dan Kompetensi
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mendorong para Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengakses pendidikan tinggi untuk meningkatkan skil dan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mendorong para Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengakses pendidikan tinggi untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi.
Hal ini mengingat akses pendidikan tinggi semakin mudah dijangkau seiring dengan hadirnya pendidikan tinggi berbasis digital.
Hal tersebut disampaikan Ida Fauziyah saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Pendidikan Tinggi Digital, Peluang dan Tantangannya bagi PMI yang diselenggarakan oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur pada Sabtu (18/09/2021).
Dalam rekaman video, Ida menyatakan adanya globalisasi dan revolusi industri digital menuntut para PMI untuk semakin cepat beradaptasi dan belajar agar tidak tertinggal oleh perubahan pasar kerja yang semakin dinamis.
“Peningkatan skil dan kompetensi menjadi faktor penting agar PMI terus bisa bersaing di pasar global. Salah satu caranya adalah dengan menempuh tingkat pendidikan yang lebih tinggi,” kata Ida.
Ia pun mengapresiasi kehadiran pendidikan tinggi berbasis digital. Terobosan ini dapat mengatasi hambatan jarak fisik dan memberikan keluwesan waktu serta metode pembelajaran.
Menurutnya hadirnya pendidikan digital ini akan memberikan kesempatan bagi PMI yang mempunyai semangat menuntut ilmu dan meningkatkan kapasitas diri.
Baca juga: Menaker Pastikan Penyaluran BSU Tidak Ada Pemotongan Sepeser Pun
“Saya berharap PMI bisa memanfaatkan akses pendidikan tinggi berbasis digital yang disediakan oleh berbagai pihak. Ketersediaan akses ini patut disyukuri dan sedapat mungkin dimanfaatkan sebesar-besarnya. Apabila mampu, lanjutkan terus proses memperoleh pendidikan yang lebih tinggi,” tambahnya.
Selanjutnya, ia meminta kepada PMI untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kualitas diri karena sebagai pekerja hal itu menjadi modalitas dan sekaligus sebagai perlindungan diri yang terbaik.
Kompetensi yang diperoleh setelah lulus menjadi bekal untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarga saat kembali ke tanah air.
“Kontribusi anda semua untuk membangun bangsa di berbagai bidang keilmudan dan kompetensi sangat dinanti,” harapnya.
Ia juga berpesan agar PMI pandai mengatur waktu sehingga dapat menjaga kualitas pelaksanaan pekerjaan dan pendidikan. Ia mengingatkan tugas utama saat menjadi PMI adalah menjalankan tugas pekerjaan.
“Komunikasikan secara baik dengan atasan atau pemberi kerja untuk menghindari potensi permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari,” tuturnya.
“Tunjukkan bahwa anda bertanggung jawab atas keputusan atas pilihan anda. Jadilah sarjana-sarjana unggul sesuai minat bidang kelimuan yang anda pilih. Tentunya akan menjadi kebanggaan bagi orang tua dan akan menjadi teladan bagi anak-anak kita kelak ketika melihat bapak ibunya tidak kenal lelah dalam mencari ilmu,” imbuhnya.
Webinar tersebut menghadirkan narasumber Rektor UICI Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin, M.Sc, M.Eng, dan Ketua Komnas HAM tahun 2014-2015 Prof. Hafid Abbas, dan moderator Atdikbud KBRI Kuala Lumpur Mokh. Farid Maruf.
Sebelumnya, UICI juga menggelar webinar dengan PMI di Hongkong bekerja sama dengan KJRI Hongkong pada 29 Agustus yang lalu.