Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sebut Ultimatum BEM SI Sama Dengan Mendorong-dorong Presiden Intervensi Pengangkatan ASN

Ultimatum BEm SI secara tidak langsung meminta Jokowi untuk melakukan intervensi terhadap pengangkatan ASN.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pengamat Sebut Ultimatum BEM SI Sama Dengan Mendorong-dorong Presiden Intervensi Pengangkatan ASN
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan turun berunjuk rasa bila Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengangkat 56 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) menjadi ASN.

Pengamat Politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai bahwa ultimatum tersebut secara tidak langsung meminta Jokowi untuk melakukan intervensi terhadap pengangkatan ASN.

Padahal kata dia dalam ketatanegaraan ada mekanisme yang sudah dibentuk untuk menyelesaikan persoalan termasuk dalam pengangkatan ASN.

"Menurut saya, jangan Presiden didesak untuk intervensi, karena sudah ada mekanisme yang harus dijalankan," katanya kepada Tribunnews.com, Minggu, (26/9/2021).

Baca juga: ICW Sebut 10 Alasan Jokowi Harus Bersikap atas TWK KPK

Ia setuju dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa tidak semua masalah harus ditarik ke Presiden, karena ada kesopansantunan dalam ketatanegaraan.

"Kalau mendorong-dorong intervensi, bisa salah," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, menurut Karyono, rencana aksi BEM SI yang akan turun ke jalan bila Presiden tidak memenuhi tuntutan selama 3 X 24 jam per Jumat (24/9/2021) terlalu beresiko dalam penyebaran Covid-19, karena berpotensi menimbulkan kerumunan.

Baca juga: Pemohon Sengketa Informasi TWK KPK Keberatan Dokumen yang Diminta Dinyatakan Rahasia Negara oleh BKN

"Kecuali situasi normal silahkan demonstrasi dan tidak dilarang, malah unjukrasa merupakan salah satu instrumen untuk menyampaikan aspirasi di negara demokrasi. Cuman saat ini kan masih dalam pandemi. Semua sebaiknya menghindari kerumunan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas