Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kepala BNPT Hadiri Lokakarya Baintelkam Guna Tingkatkan Peran Intelijen

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki riwayat adanya sel-sel kelompok militan Al-Qaeda.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kepala BNPT Hadiri Lokakarya Baintelkam Guna Tingkatkan Peran Intelijen
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)  Komjen Pol. Boy Rafli Amar hadir dalam kegiatan Lokakarya yang mengangkat tema “Meningkatkan Peran Intelijen dalam Mengantisipasi Dampak Konflik di Afghanistan” pada Rabu (29/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok militan Taliban kembali mengambil alih Afghanistan untuk kedua kalinya.

Pertama terjadi di tahun 1995, kedua terjadi pada Agustus 2021 lalu.

Kudeta tersebut terjadi sebelum pasukan militer Amerika Serikat benar-benar angkat kaki dari negara tersebut, setelah 20 tahun berada di sana.

Gejolak yang terjadi di Afghanistan tidak dipungkiri selalu menjadi hal yang menarik bagi masyarakat Indonesia, karena terdapat isu keagamaan di dalamnya.

Tak hanya itu, fakta lainnya bahwa kurang lebih masih ada 7.000 pengungsi Afghanistan di Indonesia, sehingga tak sedikit pula yang melakukan euforia di media sosial terkait kembali berkuasanya Taliban.

Guna memaksimalkan langkah preventif dalam mengantisipasi dampak pasca berkuasanya Taliban di Afghanistan bagi Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)  Komjen Pol. Boy Rafli Amar hadir dalam kegiatan Lokakarya yang mengangkat tema “Meningkatkan Peran Intelijen dalam Mengantisipasi Dampak Konflik di Afghanistan” pada Rabu (29/9/2021).

Baca juga: AS Tak Menyangka Taliban Berkuasa Secepat Itu, Ungkap Kemungkinan Kebangkitan Al Qaeda

Taliban sebagai entitas yang melakukan kegiatan aksi kekerasan.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu Kepala BNPT tidak ingin aksi kekerasan yang dilakukan kelompok Taliban di Afghanistan dijadikan contoh oleh masyarakat Indonesia.

"Kekerasan yang dilakukan Taliban bukanlah gambaran jati diri bangsa kita,  karena kami menyoroti aksi kekerasan Taliban merupakan salah satu karakter kejahatan terorisme, jadi pasca kemenangan Taliban perlu kita waspadai dan antisipasi," ujar Boy Rafli.

Oleh karena itu, Boy mengimbau pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan baik dari Polri/TNI terutama Densus 88 dan Intelijen untuk memantau situasi.

Selain dengan aparat penegak hukum, BNPT juga akan memaksimal keterlibatan tokoh agama, melalui gugus tugas Pemuka agama yang dimiliki BNPT.

"Konteks pencegahan akan kami (BNPT) tentu kami tingkatkan, BNPT tetap berhati-hati dan waspada dengan terus menjalin komunikasi dengan stekholder yang berkaitan, kita upayakan semaksimal mungkin demi Indonesia yang damai dan aman," katanya.

Selain meningkatkan kordinasi antar Lembaga, Boy Rafli juga menegaskan agar meningkatkan kewaspadaan di media sosial.

Mengingat saat ini banyak euphoria yang beredar pasca Taliban berkuasa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas