Sejarah Singkat Peristiwa Gerakan 30 September Tahun 1965, Berikut Kronologi G30S
Gerakan 30 September 1965 menjadi peristiwa nasional yang diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia, berikut sejarah dan kronologinya.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini (30/9/2021), seluruh masyarakat Indonesia mengenang terjadinya sejarah pilu yang dialami bangsa Indonesia.
Pada tahun 1965, terjadi peristiwa 30 September atau yang disebut dengan G30S.
G30S menjadi suatu tragedi nasional yang memberikan dampak besar bagi negara Indonesia.
Mengutip dari kemdikbud.go.id, G30S ini menjadi tragedi yang kontroversial dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Peristiwa G30S memakan banyak korban dari kalangan petinggi militer Indonesia, yang diduga dilakukan oleh Partai Komunis di Indonesia.
G30S terjadi karena adanya persaingan politik, karena PKI sebagai kekuatan politik merasa khawatir dengan kondsi kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk.
Baca juga: KRONOLOGI Peristiwa G30S Tahun 1965, Tragedi Nasional yang Mengancam Keutuhan NKRI
Baca juga: Aturan Pengibaran Bendera Setengah Tiang dan Sejarah Gerakan 30 September 1965 (G30S)
Sejarah Gerakan 30 September 1965
Pada awal Agustus 1965, Presiden Soekarno tiba-tiba pingsan setelah berpidato, banyak pihak yang beranggapan bahwa usia beliau tidak akan lama lagi.
Kemudian, banyak pertanyaan muncul mengenai siapa pengganti Presiden Soekarno nantinya, dan ini menyebabkan persaingan semakin tajam antara Partai Komunis dengan TNI.
Peristiwa gerakan 30 September 1965 pada dasarnya berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 30 September 1965 dan tanggal 1 Oktober 1965.
Tanggal 30 September adalah saat kordinasi dan persiapan dilakukan, kemudian pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari inilah terjadi kegiatan pelaksanaan penculikan dan pembunuhan.
Berikut Kronologi Gerakan 30 September 1965 (G30S):
1. Gerakan 30 September 1965 berada di bawah kendali Letkol. Untung dari Komando Balation I resimen Cakrabirawa.
2. Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief menjadi ketua pelaksanaan penculikan.