Pengamat Apresiasi Kementan Beber Data Riil Stok Jagung Nasional
Masyarakat berhak mengetahui apa terjadi terkait stok jagung berdasar data yang disertai survei lapangan akan mampu berikan informasi yang benar
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Volume stok jagung nasional belakangan sempat jadi perbincangan karena ada perbedaan pendapat diantara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan Kementrian Pertanian (Kementan).
Polemik muncul saat terjadi keluhan peternak mengenai lonjakan harga pangan yang bersumber dari jagung, kemudian membuat Presiden mengeluarkan intruksi untuk Kementrian terkait agar menyelesaikan masalah tersebut.
Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu Surya Vandiantara menilai, masyarakat berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi terkait stok jagung tersebut.
Dia mengatakan, dengan menunjukkan data yang disertai survei lapangan akan mampu berikan informasi yang benar.
"Saya membaca Kementerian Pertanian mampu menunjukkan data bahwa stok jagung aman, bahkan Menteri Pertanian langsung menunjukkan dimana jagung tersebut berada, harusnya Kemendag melakukan kordinasi yang baik dengan kementrian dan lembaga lainnya, sehingga tidak ada perdebatan pendapat terkait stok jagung," ujarnya.
Surya menambahkan, setiap kementerian mestinya menunjukkan bahwa internalnya memiliki sumber daya dan manajemen yang baik agar persoalan seperti ini akan dengan mudah terselesaikan.
"Menurut saya Mendag harus juga bicara data seperti yang ditunjukkan oleh Kementan, dengan menggunakan segala resource di internalnya masing-masing. Agar kejadian seperti ini dapat ditemukan pangkal permasalahannya." Terang Surya.
Baca juga: Komoditi Jagung Gorontalo Meningkat Signifikan, Airlangga: Mari Dukung Pemerintah Pro Pertanian
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan, produksi jagung nasional pada tahun 2021 diperkirakan over stok 2,85 juta ton.
Hal tersebut dikatakan Mentan SYL pada acara panen jagung nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan dan panen serempak di seluruh wilayah Indonesia lainnya berlangsung secara virtual, Rabu (29/9).
Panen jagung nasional akan berlangsung hingga akhir tahun 2021, dimana prakiraan luas panen September ini 299.059 hektar, Oktorber 230.157 hektar, November 207.264 hektar dan Desember seluas 197.265 hektar dengan produksi masing-masing 1,21 juta ton, 916.759 ton, 1 juta ton dan 881.787 ton.
Mengutip data prognosa Kementan dan BPS, Mentan SYL menyatakan, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta hektar, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14%. Kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya 14,37 juta ton sehingga dengan menambahkan stok akhir Desember 2020 (carry over) sebesar 1,43 juta ton, diperoleh stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton .
"Kalau begitu tidak ada masalah dengan stok jagung kita tahun ini, kecuali cari jagung sampai 7.000 ton di supermarket tidak mungkin dapat. Tapi kalau turun ke petani dan Grobogan hari ini pasti ada berapa saja maunya," tegasnya.
Baca juga: Pulau Jawa Panen Raya Jagung, Pakan Ternak Melimpah Ruah
Dia mengatakan, ketersediaan jagung dalam negeri dipastikan aman sebab jagung merupakan komoditas yang mudah ditanam di seluruh daerah Indonesia.
Terkait polemik data jagung, mantan Gubernur dua periode ini menjami validitas data yang keluarkan pemerintah atau digunakan Kementan karena dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room atau melalui satelit dan berdasarkan laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronkan dengan BPS.
"Saya perintah para Dirjen untuk turun lakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada. Bahwa kemudian ada kenaikan harga, itu lain persoalan. Sekali-sekali petani jagung menikmati untung," ujarnya.
"Saya bahagia sekali hari ini dan saya yakin Presiden Jokowi sangat memperhatikan pertanian. Menangani pertanian tidak boleh ada kepura-puraan, bahwa kemudian ada fluktuasi harga itu bagian lain yang harus kita tangani secara bersama-sama," kata Mentan SYL.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.